Selasa, 28 Februari 2012

SURIAH



Pada jaman dahulu Syria bersama dengan Lebanon, Palestina, Israil dan Yordania adalah suatu kesatuan wilayah yang disebut sebagai syam. Sebelum masa Islam mereka berada dalam kuasa Imperium Bizantium atau disebut sebagai romawi timur yang berpusat di Konstantinopel.

Pada tahun 635 M, kaum Muslim Arab berhasil menaklukan syam dan memberikan ciri peninggalan yang begitu kuat hingga saat ini yaitu bahasa Arab dan agama Islam. Tahun 661 M, syam menjadi pusat berkembangnya Islam karena Damaskus di pilih menjadi ibukota kekuasaan Bani Umaiyah. Sampai ibukota kekhalifahan kemudian dipindah ke Turki pada masa kekuasaan Bani Utsmani.
Kekalahan Turki dalam perang dunia I, menyebabkan Turki harus menyerahkan sebagian wilayah kekuasaannya berada dibawah pengawasan Liga Bangsa-Bangsa. Termasuk didalamnya adalah syam.

Syam kemudian di iris, inggris mendapatkan Palestina( termasuk israil) dan prancis mendapatkan Syria ( termasuk Lebanon, adapun yordania telah lebih dulu merdeka). Kemudian Prancis membagi lagi Syria menjadi 4 wilayah; Lebanon untuk kaum Kristen, Lattakia untuk kaum alawit, kemudian aleppo dan damaskus (Syria) untuk kaum muslim, dikemudian hari Lattakia, Aleppo dan Syria kembali menjadi satu Negara sedangkan Lebanon tetap menjadi Negara tersendiri.

Sejarah masuknya islam
Syam adalah merupakan perluasan pertama wilayah islam dimasa Khalifah Umar bin Khothob ibu kota Syria, yaitu penaklukan Damaskus pada tahun 635 M, dan Yerusalem pada tahun 637 M. dipimpin oleh panglima Khalid bin Walid mengalahakan tentara Bizantium di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syam kemudian jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Sangat popular dalam sejarah tentang kisah kedatangan Umar bin Khothob di yerusalem pasca penaklukan dengan menggunakan keledai hanya dengan ditemani pengawal. Sangat bersahaja. Beliau kemuadian juga memerintahkan kepada seluruh tentara Islam agar tetap tinggal dalam barak-barak militer, sehingga kehidupan masyarakat lokal tidak terganggu dan tetap berjalan seperti biasa.
Banyak suku-suku arab yang sudah lama menetap di Suriah akhirnya beralih ke Islam dan juga suku Ghassan. Khalifah juga menerapkan toleransi beragama sehingga memberi citra positif bagi pemeluk agama Kristen Nestorian, Kristen Yacobite dan Yahudi dimana pada masa kekuasaan Romawi mereka dianiaya

Bahkan kemudian dengan memakai Syria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan 'Amr ibn 'Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa'ad ibn Abi Waqqash. Iskandariah (Alexandria, sekarang Istanbul), ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Moshul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar Radhiallahu ‘anhu, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir. Nyatalah bahwa wilayah syam sangat penting dalam penyebaran dakwah islam.

Suriah sekarang
Pada tanggal 17 April tahun 1946, Suriah meraih kemerdekaannya. saat ini memiliki luas wilayah 185.180 km2 . Jumlah pendudukny adalah 22 juta penduduk.
Muslim sunni membentuk 74 persen penduduk Suriah, Alawi 12 persen, Kristen 10 persen dan Druze 3 persen. Ismailiyah, Yezidis dan beberapa orang Yahudi merupakan sisanya.
Namun demikian sekitar 65% dari penduduk Latakia di daerah Latakia adalah kaum Alawit yang mana daerah itu berada di sebelah timur Siria dan juga didaerah terpencil di Turki selatan.
Pasca merdeka suriah sempat membentuk Republic Arab Bersatu bersama mesir tahun1958 – 1961. Kemudian partai baath merebut kuasa pada tahun 1966. Hafez al assad mulai berkuasa dari 22 Februari 1971 setelah melalui berbagai intrik dibantu kaum alawit didalam tubuh Partai Baath. Berakhir 10 Juni 2000 waktu dia meninggal.
Setelah Hafez Assad mempunyai kekuasaan dia mulai menindas muslim sunni dan mengisi pemerintahan dengan kaum alawit, penindasan ini mulai mendapatkan perlawanan, Ikwanul muslimin hampir membunuh Assad pada tanggal 26 juni1980. Banyak dari Ikwan itu berada di kota Hama, dan pemerintah mengirim 500 pasukan Siria untuk menghukum mereka. Ikwan melawan dan membunuh mereka semua. Semua mesjid Hama membunyikan bahwa perang gerilya melawan assad telah selesai, dan sekarang waktunya untuk mendukung Ikwan masuk dan mengusir orang “kafir”. Jalan di Hama terlalu sempit untuk sebuah mobil tank, maka saudara Assad memerintahkan pasukan pembawa meriam dan pesawat tempur untuk meratakan kota, dan lalu mengirim pasukan untuk membunuh mereka semua. Antara 20.000 dan 38.000 orang dibunuh. Seorang Alawit mengatakan bahwa saudara Assad dibuang dari Siria karena hal ini. Namun, pemerintah rezim azzad tidak mempunyai banyak kesulitan dengan prajurit Suci Sunni setelahnya
Setelah hafez al assad meninggal, anaknya basher al asaad dilantik sebagai presiden. Seperti bapaknya basher memerintah dengan tangan besi. Sampailah di bulan Februari 2011 saat rakyat suriah berdemo menuntut pelengserannya dia jawab dengan tembakan senapan granat dan meriam. Sampai saat ini ribuan bahkan mungkin puluhan ribu nyawa melayang. Kota homs dan kota kota lainnya berubah menjadi kota horor dan kematian, tapi tak ada daya kaum muslim untuk menolong. Anak anak dan wanita menjadi korban , dunia internasional hanya sanggup berkoar-koar. Sementara kaum muslim dibantai.
Demikianlah, Suriah, sebuah negeri di bumi Syam telah menjadi daratan Syuhada, di mana hampir setiap hari kaum Muslim di negeri itu mengalir darahnya setelah dibunuh pasukan dan gang Basharl Al-Assad. Namun, kegigihan dan ketegaran rakyat semakin memperlihatkan bahwa kemenangan itu semakin dekat. Semoga alloh menurunkan tentaranya menolong kaum muslim dan membinasakan tentara rezim kafir rofidhoh.Amin.

Sekilas sekte alawit

Alawit adalah sebuah sekte cabang dari syiah. Mereka mempunyai kepercayaan trinitas yaitu ”Tiada ada Tuhan tapi Ali, tak ada jilbab tetapi Muhamad, tak ada pintu tetapi Salman.”
Mereka meminum anggur (menghalalkan ) bahkan menjadikannya sebagai bagian dari ritual mereka. mereka percaya pada rukun islam tapi mereka tidak wajib melaksanakannya alias tidak sholat, tidak puasa dan haji.

Ajaran mereka sebagian besar berasal dari pada Muhammad ibn Nusayr an-Namiri (meninggal tahun.850 H.), yang menyebut dirinya sebagai gerbang kebenaran. Adapun syaikh islam ibnu taimiyah menyebut kaum alawit sebagai lebih sesat dari penyembah berhala.

Saat ini mereka dalam ketakutan akan kejatuhan rezim mereka dan akan pembalasan kaum muslim atas mereka. Bagi mereka mempertahankan rezim adalah seperti urusan hidup mati. Basher al assad adalah segalanya bagi mereka, kehormatan dan masa depan mereka.
Selengkapnya...

Jumat, 24 September 2010

IRAN penindas sunni


Meski sebagai Negara yang mengaku Negara Islam ternyata banyak anomali didalam praktek keagamaannnya. Terlalu banyak hal hal yang keluar dari syariat. (berikut kami sertakan sebagian penyimpangan penyimpangan tersebut).

Iran adalah Negeri ratapan, bila ada yang meninggal dimana ratapan adalah bagian dari ritual ibadah persis seperti ajaran yahudi yang jago meratap. Yahudi menjadikan Tembok ratapan sebagai tempat paling suci mereka dimana kaum yahudi meratap.
Ratapan paling akbar bagi kaum syiah adalah ketika hari assyura yang diyakini sebagai hari terbunuhnya imam husain. Hampir seluruh negeri kecuali beberapa daerah yan menjadi tempat penduduknya sunni ( kaum sunni adalah 20 persen penduduk iran ) meratap berteriak teriak memanggil husein dan memukul mukul dada bahkan melukai badan hingga berdarah darah. Bila yang perempuan memukul mukul dada dan kepala, maka yang pria menyakiti badan dengan rantai berkait pisau, semua larut dalam kesurupan massal. Orang yang melihat bahkan orang yang tidak ngerti agama pun pasti beranggapan sama, mereka gila dan bodoh. Dibodohi oleh yahudi dan ulama ulama mereka. Tak ada satu akal sehatpun yang membenarkan praktek ibadah seperti ini.

Para ulama syiah di iran menganjurkan untuk melakukan nikah mut’ah, yaitu nikah kontrak yang hanya dibatasi oleh sejumput uang dan masa sewa, harga dari tubuh sang perempuan. Nikah mut’ah yang sejatinya zina (pelacuran) ini pun dianggap ibadah. Zina kok dapat pahala. Bahkan di kota kota pemerintah menyediakan gedung gedung yang berisi para perempuan yang bersedia untuk nikah mut’ah. Tetapi anehnya pengadilan Iran memvonis rajam Sakineh Mohammadi Ashtiani janda 43 tahun dengan tuduhan mengadakan perzinaan pada tahun 2006.Bagaimana cara mereka membedakan antara pelacuran dan nikah mut'ah,kan sama sama dibayar?. Nah loh ….. lucu kan.


Begitu bodohnya syiah ini sampai sampai Al Imam Syafi’i pun menganggap syiah sebagai golongan muslim yang paling bodoh dan paling jauh menyimpang dari ajaran Islam. Bahkan mayoritas ulama pun menganggap Syiah sebagai di luar Islam.


Kalau kita umat Islam di Indonesia sangat memuliakan Sahabat rasululoh, maka di negeri ini mereka para sahabat dianggap kafir, mencaci dan membenci mereka adalah bagian dari akidah dan ibadah mereka. Belum sempurna iman seseorang kalau belum membenci dan mencaci Abu Bakar, Umar bin Khotob, Usman bin Affan dan Aisyah, khafsoh serta istri istri Nabi Muhammad Saw yang lain. Pantang bagi orang syiah untuk mengambil nama mereka sebagai nama dirinya dan nama anak anak mereka. Siapa melanggar akan dihukum seberat-beratnya. Bahkan nama Muhammad pun tidak bakal ditemui pada diri orang syiah. Begitu lah syiah, mengaku islam tetapi sangat benci kepada nabi Muhammad saw dan sahabat.

Bahkan syiah pun meragukan kemurnian alQuran, mereka percaya dan meyakini bahwa nabi Muhammad menyembunyikan sebagian ayat ayat alqur’an. Jadi bagaimana mungkin syiah mau menerima Al Qur’an yang menurut mereka merupakan hasil periwayatan para sahabat yang di mata syiah adalah pengkhianat? Sementara perawi syiah sendiri tidak ada yang meriwayatkan Al Qur’an, seluruh jalur periwayatan Al Qur’an adalah melalui perawi sunni. Tidak ada satu pun yang syiah. Saking jahilnya kaum syiah mereka meyakini Al quran yang asli kelak akan dibawa oleh Imam Mahdi versi mereka. Na’udzu billahi min dzalik.

Dalam kitab mereka semisal Furu’ul Kafi oleh Al-Kulani, Man La Yahdhuruhul Faqiihu oleh Ibnu Babawih dan kitab lainnya, diriwayatkan : “… Barangsiapa mendatangi kubur Al-Husain pada hari Arafah dengan mengakui haknya maka Allah akan menulis baginya seribu kali haji mabrur, seribu kali umrah mabrur dan seribu kali peperangan bersama Nabi yang diutus dan imam yang adil”. Dalam kitab Kamiluzaroot dan Bahirul Anwar disebutkan “ Ziarah kubur Al-Husain merupakan amalan yang paling mulia”, riwayat lainnya, “Termasuk amalan yang paling mulia adalah ziarah kubur Al-Husain”. Bahkan Karbala itu lebih mulia dibanding Makkah Al-Mukaramah. Karena Al-Husain dikuburkan di disana. [Lihat Ushul Madzhab Asy-Syiah Al-Imamiyah Al-Itsna Asyriyah Dr Nashir Al-Qifari, hal. 460-464]
Khomeini menulis buku Wilayatul faqih dan AL Hukumah AL IslamiyaH. Sebagian kekafiran yang ada pada buku tersebut (Al Huykumah AL Islamiyah hal 35) : Khomeini berkata bahwa termasuk hal pokok dalam mazhab kita (syiah )adalah bahwa para imam syiah memiliki posisi yang tidak dapat dicapai oleh para malaikat dan para Nabi.

Itulah akidah syiah bahwa imam mereka yang berjumlah 12 lebih tinggi kedudukannya jika dibanding para nabi dan malaikat, termasuk nabi muhammad saw.

Penghinaan Iran Terhadap Kaum Sunni
Perlu diketahui, sikap Iran terhadap Islam (Sunni) lebih kejam dibanding sikap negeri-negeri kafir sekalipun. Hingga di Iran terutama ibukotanya, Teheran, tidak ada masjid Islam (Sunni). Hingga Ummat Islam (Sunni) bila berjum’atan maka ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Timur Tengah di Teheran. Tidak ada pula Madrasah Islam (Sunni). Karena semuanya sudah dihancurkan. Para ulama Sunni pun sudah digantung atau dibunuhi. (Lihat Ma’satu Ahlis Sunnah fi Iran, oleh Abu Sulaiman Abdul Munim bin Mahmud Al-Balusy, diindonesiakan dengan judul Kedholiman Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah di Iran, LPPI, Jakarta, 1420H/ 1999).
Di Iran tidak ada pula anggota parlemen dari Islam (Sunni) apalagi menteri. Padahal dari Yahudi diberi prioritas jadi anggota parlemen, punya tempat-tempat ibadah (sinagog) dan sekolah-sekolah Yahudi di Iran.
Ulama Syiah terkemuka Iran, Taskhiri, pernah ditanya wartawan di satu negeri di Afrika Utara, apakah tidak boleh di Iran didirikan Masjid Islam Sunni. Pertanyaan itu dijawab dengan seenaknya “sampai sekarang belum saatnya”.
Demikianlah kenyataan di Iran. Ummat Islam Sunni sekitar 20 persen namun tidak diberi hak-haknya alias telah dirampas, dan bahkan lebih kejam dibanding sikap orang kafir di berbagai negeri yang kenyataannya rata-rata masih ada di mana-mana masjid Ummat Islam (Sunni). Sedang di Iran justru masjid-masjid Islam Sunni dihancurkan, ulamanya dibunuhi. Mulutnya berkoar mengecam Yahudi, namun tindakannya justru menikam Islam (Sunni alias Ahlus Sunnah). Dendamnya terhadap Islam bahkan terhadap para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mendalam. Sekarang pun mereka masih menyebarkan kebencian yang sangat terhadap Isteri-isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terutama Aisyah dan Hafshah. Sebagaimana mereka sangat benci kepada bapak dari kedua isteri Nabi tersebut yakni sahabat dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar bin al-Khatthab radyiyallahu ‘anhuma.
Orang Syi’ah di Iran mengaku beragama dengan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sikapnya sangat berbalikan dengan sikap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau sangat mencintai ‘Aisyah dan ayahnya (Abu Bakar as-Shiddiq), namun orang Syi’ah sangat membenci kedua-duanya.
Kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam saja bersikap dengan sikap dusta, apalagi kepada Ummat Islam. Maka tidak mengherankan, mulutnya mengecam Israel, tapi kelakuannya jilat-jilatan. Anehnya, di antara tokoh Islam Indonesia, hanya karena pernah dijalan-jalankan ke Iran kemudian ada yang lidahnya jadi pelo, tidak fasih lagi dalam membela Islam, dan tampak belajar bagaimana cara membela Syi’ah. Na’udzubillahi min dzalik!
Dalam kekuasaan Iran, tak pernah ada ceritanya, orang Sunni duduk dalam kursi pemerintahan. Baik itu untuk menterinya ataupun sekadar calon presiden belaka. Ini terjadi sejak Revolusi Iran yang mengintegrasikan golongan Sunni ke dalam kaum minoritas. Dalam konstitusi Iran, sudah disepakai, presiden Iran haruslah seorang penganut Syiah. Syiah, tak pelak, telah membuat kaum Sunni menjadi sangat inferior.
Penghinaan kaum Syiah terhadap jamaah Sunni bisa dilihat jelas pada ritual Syiah setiap pekannya, misalnya saja dalam acara doa bersama yang memang kerap dilaksanakan berbarengan. Di Iran, kaum Sunni mencapai lebih 20% dari populasi penduduk Iran yang berjumlah 70 juta orang. kaum Sunni yang di Iran berjumlah sekitar 15 juta
Sunni Iran mengalami penekanan yang sistematik selama bertahun-tahun. Pemimpin mereka, seperti Ahmed Mufti Zadeh dan Syeikh Ali Dahwary, dipenjarakan kemudian dibunuh. Pemerintah Iran juga menghancurkan masjid-masjid kaum Sunni, dan melarang adanya pendirian masjid Sunni lainnya sekarang ini.
Bandingkan dengan Sinagog Yahudi yang banyak bertebaran di seantero Iran. Bahkan, azan oleh kaum Sunni pun dilarang oleh pemerintah Iran. Sedangkan untuk sholat jum’at umat sunni terpaksa meaksanakan di kedutaan besar Negara muslim yang ada.

Selama ini pemerintah iran di beritakan sebagai pemerintah yang sederhana dan bersih, nyatanya, menurut indeks korupsi internasional tahun 2009, Iran berada di urutan 175 dari negara negara dunia dibandingkan dengan Indonesia di urutan 143, index tersebut menempatkan new Zealand dan Denmark di urutan ke 1 dan 2 sebagai negara yang bersih dari korupsi. Semakin besar angkanya semakin tinggi karupsinya. Jadi ternyata Iran jauh lebih korup dari Indonesia.


Sejarah masuknya islam di iran.
Sebelum masuknya islam kerajaan Persia selalu menghalangi dakwah untuk tersiar di bumi Persia. Maka tidak ada jalan lain selain memerangi kerajaan Persia agar para da’i agama islam dapat bebas dalam mensyiarkan agama ini. Islam masuk ke iran setelah penaklukan dalam perang dahsyat. Tentara Persia ( Iran ) di pimpin panglima besar Rustum dan kaum muslim di pimpin oleh sahabat saad bin abi waqosh. Perang ini terkenal dengan nama perang Qadisiyyah.
Semula khalifah umar bin khotob ingin memimpin sendiri peperangan namun oleh para sahabat disarankan untuk dipimpin sahabat yang lain saja dengan pertimbangan kalau khalifah terbunuh akan timbul kekacauan pada umat muslim. Maka terpilihlah Saad bin abi waqosh sebagai panglima pasukan muslim. Khalifah Umar ibn Khattab ra menuliskan satu perintah kepada panglima perangnya Sa'ad bin Abi Waqqash pada saat hendak membuka negeri Persia yang isinya:
"Amma ba'd. Maka aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang besertamu untuk selalu takwa kepada Allah dalam setiap keadaan. Karena, sesungguhnya takwa kepada Allah adalah sebaik-baik persiapan dalam menghadapi musuh dan paling hebatnya strategi dalam pertempuran."

"Aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang bersamamu agar kalian menjadi orang yang lebih kuat dalam memelihara diri dari berbuat kemaksiatan dari musuh-musuh kalian. Karena, sesungguhnya dosa pasukan lebih ditakutkan atas mereka daripada musuh-musuh mereka dan sesungguhnya kaum muslimin meraih kemenangan tidak lain adalah karena kedurhakaan musuh-musuh mereka terhadap Allah. Kalaulah bukan karena kedurhakaan musuh-musuh itu, tidaklah kaum Muslimin memiliki kekuatan karena jumlah kita tidaklah seperti jumlah mereka (jumlah mereka lebih besar) dan kekuatan pasukan kita tidaklah seperti kekuatan pasukan mereka. Karenanya, jika kita seimbang dengan musuh dalam kedurhakaan dan maksiat kepada Allah, maka mereka memiliki kelebihan diatas kita dalam kekuatannya, dan bila kita tidak menang menghadapi mereka dengan "keutamaan" kita, maka tidak mungkin kita akan mengalahkan mereka dengan kekuatan kita."
"Ketahuilah bahwa kalian memiliki pengawas-pengawas (para malaikat) dari Allah. Mereka mengetahui setiap gerak-gerik kalian karenanya malulah kalian terhadap mereka. Janganlah kalian mengatakan, "Sesungguhnya musuh kita lebih buruk dari kita sehingga tidak mungkin mereka menang atas kita meskipun kita berbuat keburukan." Karena, berapa banyak kaum-kaum yang dikalahkan oleh orang-orang yang lebih buruk dari mereka. Sebagaimana orang-orang kafir Majusi telah mengalahkan Bani Israil setelah mereka melakukan perbuatan maksiat. Mintalah pertolongan kepada Allah bagi diri kalian sebagaimana kalian meminta kemenangan dari musuh-musuh kalian. Dan aku pun meminta hal itu kepada Allah bagi kami dan bagi kalian."

Jalannya pertempuran

Khalifah Umar bin Khattab mengirimkan pasukan muslim dalam jumlah besar ke Iraq (pada saat itu masih bagian dari Persia) di bawah pimpinan sahabat Sa'ad bin Abi Waqqash.
Mendengar pergerakan pasukan Islam ini , Kaisar Persia yang terakhir dan masih muda, Yazdgird III (632 M. - 651 M.) memerintahkan kepada panglima perangnya Rustam Farrokhzad untuk menghadangnya. Akhirnya kedua pasukan ini bertemu di sebelah barat sungai Eufrat di desa yang bernama Al-Qadisiyyah (barat daya Hillah dan Kufah).
Pasukan muslim mengirim delegasi ke kamp pasukan Persia dengan mengajak mereka memeluk Islam atau tetap dalam keyakinan mereka tetapi dengan membayar pajak atau jizyah. Setelah tidak dicapai kesepakatan diatas, pecahlah pertempuran. Sa'ad sendiri tidak bisa memimpin langsung pasukannya dikarenakan sakit bisul yang parah. Tetapi dia tetap memonitor jalannya pertempuran bersama deputinya Khalid bin Urtufah.
Hari pertama pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak Persia dan hampir saja pasukan muslim akan menemui kekalahan dengan tidak imbangnya jumlah pasukannya dengan pasukan Persia yang lebih besar. Pasukan Persia menggunakan gajah untuk memporak-porandakan barisan muslim dan ini sempat membuat kacau kavaleri muslim dan kebingungan diantara mereka bagaimana cara untuk mengalahkan gajah-gajah tersebut. Keadaan seperti ini berlangsung sampai dengan berakhirnya hari kedua pertempuran.
Memasuki hari ketiga, datanglah bala bantuan muslim dari Syria (setelah memenangkan pertempuran Yarmuk). Mereka menggunakan taktik yang cerdik untuk menakut-nakuti gajah Persia yaitu dengan memberi kostum pada kuda-kuda perang. Taktik ini menuai sukses sehingga gajah-gajah Persia ketakutan, akhirnya mereka bisa membunuh pemimpin pasukan gajah ini dan sisanya melarikan diri kebelakang menabrak dan membunuh pasukan mereka sendiri. Pasukan muslim terus menyerang sampai dengan malam hari.
Pada saat fajar hari keempat, datanglah pertolongan Allah SWT. dengan terjadinya badai pasir yang mengarah dan menerpa pasukan Persia sehingga dengan cepat membuat lemah barisan mereka. Kesempatan emas ini dengan segera dimanfaatkan pihak muslim, menggempur bagian tengah barisan Persia dengan menghujamkan ratusan anak panah. Setelah jebolnya barisan tengah pasukan Persia, panglima perang mereka Rustam terlihat melarikan diri dengan menceburkan diri dan berenang menyeberangi sungai, tetapi hal ini diketahui oleh pasukan muslim yang dengan segera menawan dan memenggal kepalanya.
Pasukan muslim yang berhasil memenggal kepalanya adalah Hilal bin Ullafah. Setelah itu dia berteriak kepada pasukan Persia dengan mengangkat kepala Rustam : "Demi penjaga Ka'bah! Aku Hilal bin Ullafah telah membunuh Rustam!". Melihat kepala panglima perangnya ditangan pasukan muslim, pasukan Persia menjadi hancur semangatnya dan kalang kabut melarikan diri dari pertempuran. Sebagian besar pasukan Persia ini berhasil dibunuh dan hanya sebagian kecil saja yang mau memeluk agama Islam. Dari Pertempuran ini, pasukan muslim memperoleh ghanimah atau rampasan perang yang sangat banyak, termasuk perhiasan kekaisaran persia.
Setelah pertempuran ini, pasukan muslim terus mendesak masuk dengan cepat sampai dengan ibukota Persia, Ctesiphon atau Mada'in. setelah itu mereka melanjutkan ke arah timur dan mematahkan dua kali serangan balasan dari pasukan Persia yang pada akhirnya berhasil menghancurkan kekaisaran Persia dan menjadikannya daerah muslim sampai dengan saat ini.
Selengkapnya...

Selasa, 22 Juni 2010

Pakistan


Republik Islam Pakistan adalah sebuah negara yang terletak di Asia Selatan. Pakistan berbatasan dengan India, Iran, Afganistan, Xinjiang (china) dan Laut Arab. Seperti India, Pakistan juga dilalui oleh barisan pegunungan Himalaya, juga pegunungan Karakaroum ( dalam bahasa hindi atau urdu Hindukush artinya pembunuh hindu. Konon banyak kaum hindu yang tewas ketika ditawan kaum muslimin melewati pegunungan ini).

Perkiraan penduduk pada 2006 165.803.560 Pakistan menduduki peringkat keenam negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Ia juga menduduki peringkat ketiga dalam negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia (setelah Indonesia dan India) dan juga salah satu anggota penting OKI.
. Memiliki luas wilayah total 803,940 km2 .
Pakistan merupakan tempat pertama kali Islam menginjakan kaki untuk selanjutnya menyebar ke seluruh hindushtan termasuk india dan Bangladesh.

Pakistan lahir dari proses pemisahan dengan India, sejak semula Pakistan dicita-citakan sebagai negeri suci, tanah air bagi muslim seluruh Hindustan. Dipelopori seruan Muhammad Ali Jinnah – Bapak Pendiri Pakistan, yang berkata, “Hindu dan Muslim adalah dua agama, filsafat, kebiasaan sosial, dan kesusastraan yang berbeda. Mencampurkan keduanya dalam negara yang sama, yang satu menjadi minoritas dan satunya mayoritas, akan membawa pertentangan dan kehancuran.”

Maka berdirilah negara islam Pakistan pada tanggal 15 Agustus 1947, di muka bumi. Negeri yang dirayakan penuh sorak sorai sebagai kemenangan Muslim di British India. Pakistan merdeka sebelum batas negaranya jelas. Berdasar kesepakatan maka daerah mayoritas muslim akan menjadi wilayah pakistan sedangkan daerah mayoritas hindu masuk ke negara India. Propinsi di barat sana, seperti Baluchistan dan Sindh yang mayoritas Muslim, sudah pasti masuk Pakistan. Tetapi Punjab dan Benggala, Muslim dan Hindu separuh-separuh. Belum lagi Kashmir yang mayoritas Muslim tetapi dipimpin oleh maharaja Hindu. Semua ini menjadi benih pertumpahan darah dalam sejarah singkat Pakistan.

Sir Cyril Radcliffe dari pemerintahan kolonial Inggris yang menentukan batas kedua negara ini. Punjab dan Benggala diiris dengan Garis Radcliffe. Punjab Barat dan Benggala Timur ( kelak menjadi Bangladesh ) masuk Pakistan Tetapi tidak ada garis yang tepat membelah umat Muslim dan Hindu. Di sisi Pakistan ada puluhan juta Hindu, dan di sisi India ada ratusan juta Muslim. Sebaliknya di kashmir walaupun mayoritas peduduk adalah muslim tetapi India dengan licik segera masuk menguasai hampir 2/3 wilayah. Pakistan terlambat mengantisipasi hingga hanya menguasai kurang 1/3, sisanya dikuasai cina. Sampai sekarang india dan pakistan masih berkonflik masalah kashmir.

Konon yang terjadi setelah itu adalah perpindahan manusia terbesar dalam sejarah dunia. Umat Muslim yang memimpikan tanah suci berbondong-bondong ke arah Pakistan. Umat Hindu dan Sikh yang tak ingin menjadi minoritas di negara Muslim merayap ke arah Hindustan. Lebih dari 14 juta manusia berpindah untuk mencapai tanah impian. Ada yang berjalan kaki, naik kereta kuda dan keledai, bus, kereta api. Yang sudah tua tak kuat jalan digendong atau diusung tandu oleh anaknya.

Tetapi tak semua manusia itu dapat meraih mimpinya. Pakistan dan India berdiri di atas darah dan nyawa jutaan manusia. Kereta yang penuh berisi umat Hindu dan Sikh yang hendak meninggalkan Pakistan dihentikan di jalan dan penumpangnya dibantai. Demikan juga sebaliknya, Muslim yang meninggalkan India menjadi korban keganasan kaum nasionalis yang menganggap kaum muslim sebagai penghianat. Diperkirakan sampai sejuta orang tewas dalam peristiwa ini.
Mantan presiden Pervez Musharaf adalah juga termasuk muslim dari india yang mengikuti orangtuanya pindah ke pakistan.

Tahun 1971 timbul perang saudara antara Pakistan Barat yang dipimpin Presiden Yahya Khan dan Pakistan Timur yang dipimpin Mujibur Rahman. Dengan bantuan penuh India, serta kelompok persekongkolan lainnya, Pakistan Timur (Benggala Timur) berhasil melepaskan diri dari Republik Islam Pakistan. Berdirilah Republik Bangladesh. Republik Islam Pakistan kehilangan satu sayap terpenting, berupa penyusutan wilayah geografis.

Setelah tragedi perpecahan Pakistan Barat-Pakistan Timur, Republik Islam Pakistan tetap selalu dirundung masalah. Selain sengketa abadi dengan India, baik mengenai perbatasan maupun “kepemilikan” Khasmir, juga sengketa internal yang senantiasa mengguncang sendi-sendi pemerintahan


Hingga hari ini pakistan selalu berselimut konflik, darah mengalir setiap hari. Selain berkonflik dengan India, didalam negeri pun terjadi konflik internal. Antara sunni melawan syiah, atau juga melawan Ahmadiyah. Juga konflik antara suku suku menyangkut hukum adat dan wilayah kesukuan. Pemerintahanpun datang silih berganti, namun konflik tak berkurang malah bertambah runyam dengan konflik antar partai. Ledakan bom dan rentetan senjata sudah menjadi menu sehari hari entah kapan akan berakhir. Seakan Pakistan ditakdirkan untuk berkonflik, menghabiskan energi dan potensi untuk saling menghancurkan. Jauh dari cita-cita luhur pendiri bangsa.

Tapi sejatinya Pakistan adalah negeri yang membanggakan yang lahir dari perjuangan dan kegigihan untuk menegakkan Izzatul Islam, Ia merupakan negeri muslim pertama yang mampu memiliki senjata nuklir. Yang akan mampu menggetarkan musuh-musuh Islam. Disana juga syariat islam sudah jamak dilaksanakan, hukum adat sangat menjunjung tinggi hukum islam. Negeri yang penduduknya sangat memuliakan tamu.

Secara kasat mata islam nampak dalam kehidupan kesharian masyarakat Pakistan. Iklim yang keras tak bersahabat dan situasi yang tidak kondusiflah yang membentuk tabiat masyarakatnya menjadi keras tanpa ampun.
. Selengkapnya...

Kamis, 10 Juni 2010

Menanti negara sudan selatan

Dua bulan kemarin, Palestina menjadi target invasi pasukan Israel. Afganistan jadi target berikutnya. Sekarang Sudan menjadi objek utama. Senarai rangkaian permusuhan ini seharusnya semakin mendewasakan umat ini, menyadarkan adanya perang tak berkesudahan, serta kebencian yang mendalam terhadap Umat Islam.

Antara Sudan Utara dan Selatan

Bukan tanpa tujuan putusan International Criminal Court (ICC) terhadap Presiden Sudan. Putusan itu menyatakan Al-Basyir sebagai pelaku tindak pelanggaran terhadap HAM dan pembantaian manusia secara tidak langsung di Darfur. Putusan yang dikeluarkan pada Rabu, 4 Maret 2009 ini sebelumnya pernah mencuat pada Senin, 14 Juli 2008. Dr. Abdul Aziz Kamil dalam sebuah kajiannya di Majalah Al-Bayan (edisi Muharram 1426) menyatakan, bahwa Inggris adalah negara pertama yang mengambil peran dalam penyebaran benih konflik di Sudan Selatan. Sejak Inggris menguasai negeri penguasa sungai Nil kedua setelah Mesir ini pada akhir abad ke-19, mereka telah menutup jalan masuk dakwah Islam ke Sudan Selatan. Di saat yang sama, mereka melebarkan sayap kristenisasi dengan membiarkan masuk para misionaris untuk menyebarkan paham dan pengaruh Kristen. Setelah Sudan merdeka, usaha kristenisasi ini tetap berlangsung dengan makmur.

Keadaan ini tetap berlangsung hingga kini. Malah terlihat ada indikasi yang memperlihatkan dukungan pemerintah Sudan terhadap proses kristenisasi. Hal ini antara lain terlihat dengan dihapusnya undang-undang tentang batas penyebaran agama Kristen yang pernah ditetapkan pada masa pemerintahan Ibrahim Abud (tahun 1957—1963). Undang-undang ini melarang adanya pembangunan gereja baru di wilayah Sudan Selatan tanpa izin dari pemerintah. Kebijakan ini untuk menghindari terjadinya konflik antar agama dan pembangunan tempat peribadatan Kristen di wilayah umat Islam. Namun kemudian ketentuan ini dihapus atas permintaan Paus Paulus II yang berkunjung ke Sudan tahun 1994. Sehingga terbukalah peluang emas bagi pihak gereja untuk menyebarkan agama Kristen di Sudan dengan seluas-luasnya, dan tetap berpusat di Sudan Selatan.

Perang ideologi antara penduduk Sudan Selatan yang mayoritas Kristen dan Sudan Utara yang sebagian besar Muslim mulai tersulut sejak saat itu. Disamping itu, perbedaan ras juga memicu panasnya konflik; penduduk Sudan Selatan didominasi oleh orang-orang Negro, sedangkan Sudan Utara banyak dihuni oleh keturunan Arab. Kesempatan ini dimanfaatkan Zionis Yahudi untuk mempertajam konflik dengan mengubah "topik konflik" dari agama dan ras menjadi konflik politik dan militer.

Motif terselubung permainan strategi ini melihat besarnya potensi Sudan untuk kepentingan Yahudi dalam mewujudkan angan mereka, mendirikan negara Israel Raya. Sebagaimana apa yang dikatakan Golda Meir, Perdana Menteri Israel ke-4 (1969-1974) bahwa, “Melemahkan negara-negara Arab sentral dan menggerogoti kekuatannya adalah keharusan, demi melipatgandakan kekuatan kita dan meningkatkan daya tahan kekebalan kita menghadapi musuh. Untuk itu kita harus menggunakan segala cara, kadang kala menggunakan kekerasan, diplomasi, atau dengan cara perang terselubung.”

Sudan Selatan dan Israel

Hubungan baik antara kelompok pemberontak di Sudan Selatan—yang ingin memisahkan diri dari Sudan—dengan Israel, telah terbina lama sebelum John Garank, pimpinan kaum pemberontak muncul ke pentas politik Sudan. Upaya penguasaan Sudan telah dirintis Zionis Israel sejak tahun 50-an. Mereka membina hubungan dengan penduduk Sudan Selatan dengan cara memberikan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar kepada penduduk di Sudan Selatan dan sebagian di Sudan Utara. Pada tahun 60-an, Israel mulai melancarkan provokasi kepada penduduk untuk melakukan pemberontakan. Tidak hanya itu, mereka juga mempersenjatai penduduk Sudan Selatan dengan berbagai persenjataan militer dan mendirikan akademi militer untuk para pemuda Sudan di Ethiopia, Uganda, dan Kenya. Bahkan tentara dan perwira Israel mendirikan karantina khusus untuk melatih pemuda-pemuda Sudan, dengan mengambil tempat di dalam negeri Sudan.

Pada pertengahan tahun 70-an, Zionis Israel menambah pasokan senjata untuk tentara Sudan yang kemudian mereka gunakan untuk membantai kaum Muslimin di sana. Mendekati paruh tahun 80-an, terbentuklah pasukan tentara Sudan keluaran akademi militer Israel. Sepanjang tahun 80-an ini, negara-negara tetangga, seperti Kenya dan Uganda, turut memberikan andil politik dalam mengokohkan kepemimpinan John Garank di Sudan Selatan. Tahun 90-an, tentara Israel kembali menambah perangkat senjata militer modern untuk kepentingan perang. Genderang perang pun semakin kencang terdengar sejak saat itu. Suaranya membahana ke seluruh penjuru dunia. Amru Musa, sekjend Liga Arab pasca agresi AS ke Irak menegaskan, bahwa kondisi Irak pasca Saddam tidak lebih parah daripada kondisi yang akan dihadapi Sudan mendatang. Dan benar, tak lama setelah itu meletuslah tragedi Darfur di Sudan Barat.

Pengkotak-kotakan negara Arab oleh Zionis Israel merambah jauh ke dalam negeri Sudan. Pemberontakan demi pemberontakan yang terjadi hanya sebagai langkah awal untuk menjadikan Sudan terpecah-belah, dan pada gilirannya tentu berpengaruh kepada kondisi negara-negara Arab di Timur Tengah. Perjanjian damai yang terjadi kemudian tidak menjadi indikasi bahwa negara Sudan akan kembali bersatu. Justru dari sinilah perpecahan itu dimulai.

Negara Sudan Selatan

Perjanjian yang diadakan pada hari Ahad, 28 Dzulqa'dah 1425/9 Januari 2005, antara pemerintah Sudan dengan Sudan People’s Liberation Army (SPLA) yang dipimpin oleh Dr. John Garank, telah menyepakati adanya referendum gencatan senjata antar kedua belah pihak, memberikan kesempatan otonomi daerah kepada pihak Sudan Selatan untuk menjalankan pemerintahan sendiri selama enam tahun (2005-2011). John Garank sendiri diangkat menjadi wakil presiden pertama Sudan dan memegang kepemimpinan tertinggi di Sudan Selatan yang mencakup seperempat wilayah negeri.

Jangka waktu enam tahun ini bisa menjadi kesempatan emas bagi kaum pemberontak untuk melebarkan sayapnya. Dalam rentang waktu ini mereka bebas mengeruk kekayaan alam dan gas bumi yang berada di Sudan Selatan tanpa ada campur tangan dari pemerintah. Enam tahun adalah waktu yang sangat panjang untuk mempersiapkan segala sesuatu di bidang militer, ekonomi, sosial, politik internasional, dan bidang lainnya. Mereka pun dapat menghantam dan menyudutkan pemerintah Sudan di mata dunia dengan menyebarkan berbagai opini dan isu atas bantuan AS dan Israel. Sehingga ketika masa enam tahun terlewati, Dr. Abdul Aziz memprediksikan kelompok pemberontak di Sudan Selatan tidak akan memberikan wilayah Sudan Selatan kepada pemerintah, namun justru akan balik menyerang dengan segala kekuatan milter yang dimilikinya bersama sekutunya.

Berdirinya sebuah negara yang berasaskan Islam merupakan ancaman besar. Sosok Presiden Al-Basyir membuat AS takut. Apalagi dengan adanya keinginan untuk menerapkan Syariat Islam di sana. Mereka ingin merebut Sudan dan menggusur Al-Basyir yang punya komitmen keislaman kuat, hapal Al-Quran, mendapat dukungan besar dari rakyat, dan diterima di kalangan ulama baik di Sudan maupun di luar Sudan. Ia juga menjadi penghalang dalam mewujudkan keinginan AS untuk memecah Sudan menjadi negara-negara kecil. Maka rongrongan dari dalam terus dijalankan. Konflik dalam negeri terus ditabuh, demi terwujudnya kepentingan berdirinya negara baru di Sudan Selatan dalam tiga tahun terakhir ini. Al-Basyir harus kuat dan perlu dukungan dari seluruh umat islam. Jika tidak, negara baru Selatan Sudan itu akan terwujud. Wallahul Musta’an.
Selengkapnya...

Jumat, 26 Februari 2010



INDIA

Republik India adalah sebuah Negara yang mayoritas penduduknya beragama hindu. Meskipun demikian juga mempunyai jumlah penduduk muslim terbanyak kedua di dunia setelah Indonesia. Dengan populasi pada tahun 2006 diperkirakan 1.098.577.839 dengan Islam adalah agama yang kedua terbesar kedua setelah agama Hindu (80.5%). Ada sekitar 174 juta Muslim, 16.4% dari jumlah penduduk..Adalah negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis dengan luas wilayah 3,287,590 km2. Jumlah penduduk India tumbuh pesat sejak pertengahan 1980-an.
Terletak di Asia Selatan dengan garis pantai sepanjang 7.000 km, dan bagian dari anak benua India, India merupakan bagian dari rute perdagangan penting dan bersejarah. Dia membagi perbatasan dengan Pakistan, Republik Rakyat Cina, Myanmar. Banglades, Nepal, Bhutan, Afganistan. Sri Lanka,sedangkan Maladewa, dan Indonesia adalah negara kepulauan yang bertetangga.
India dulu merupakan negara terkaya di dunia. Hampir semua berlian yang paling indah didunia dan menempel di mahota raja raja eropa berasal dari India: Koh-i-Nur, Darya-i--Nur, Great Mughal, the Florentine, the Sanci, the Shah, the Regent, the Orloff – semuanya berasal dari India. Ini karena penambangan berlian dan seni memprosesnya berasal di India. Tanah India terkenal sebagai penghasil batu permata serta emas dan perak. Konon jaman dahulu patung patung dewa di India senantiasa ditaburi dengan hiasan permata emas dan perak. Secara ilmu geologi asal muasal banyaknya barang berharga tersebut di india adalah ketika dahulu bumi india bertabrakan dengan benua asia maka menimbulkan tekanan yang luar biasa sehingga terbentuklah intan permata emas dan perak serta menumbuhkan jajaran pegunungan himalaya. sampai sekarang di puncak himalaya masih di temukan fosil fosil kerang yang asalnya adalah mahluk yang hidup didasar laut yang ikut terangkat pada saat terjadi benturan.

India merdeka 15 Agustus 1947 bersamaan dengan pemisahan Pakistan menjadi Negara merdeka tersendiri. Dimana penduduk beragama muslim pindah ke Pakistan dan penduduk beragama hindu bergerak menuju India. Pada saat itu banyak jatuh korban di pihak penduduk muslim yang di pandang kaum hindu sebagai pengkhianat. Ratusan ribu muslim dibunuh oleh pasukan India pada saat hendak menuju Pakistan. Meskipun demikian saat ini masih banyak terdapat warga muslim yang tidak mau pindah ke Pakistan dan memilih menjadi warga India. Sebaliknya di Pakistan sendiri masih terdapat pemeluk agam hindu. Pada saat proses pemisahan ternyata menyisakan masalah pada wilayah Kashmir yang beragama mayoritas muslim. India dengan licik bergerak cepat mengirim pasukan untuk menguasai Kashmir dengan alasan diundang oleh raja Kashmir yang kebetulan beragama hindu. Padahal kesepakatan yang disetujui adalah wilayah mayoritas muslim menjadi bagian Pakistan dan wilayah mayoritas hindu menjadi wilayah India. Dengan demikian India telah melanggar kesepakatan dengan Pakistan. Hingga sekarang dua pertiga wilayah kasmir menjadi bagian dari wilayah India. Dan Kashmir adalah satu-satunya.negara bagian yang mayoritas beragam islam.
Jumlah Muslimin di negara mayoritas penganut agama Hindu ini sekitar 174 juta orang. Meski jumlahnya signifikan, kaum Muslimin India sejak lama mengalami penindasan dan diskriminasi di sektor sosial dan ekonomi.
India hanya memberikan prosentase yang kecil bagi kaum Muslimin yang ingin bekerja misalnya di kepolisian, kemiliteran, departemen pemerintahan bahkan untuk menjadi mahasiswa di universitas-universitas negeri. Akibatnya, tingkat pendidikan dan pengangguran di kalangan komunitas Muslim India cukup tinggi dibandingkan kelompok minoritas lainnya seperti kaum Kristiani dan Sikhs. Saat sekaranga banyak muslim yang terpaksa menggunakan nama Hindu agar bisa mendapatkan pekerjaan.

SEJARAH MASUKNYA ISLAM
Sebelum kedatangan islam India terpecah belah hal ini dipengaruhi oleh agama hindu yang membedabedakan pemeluknya berdasar system kasta. Masing masing ingin menjadi kasta ksatria untuk itu terbentuklah kerajaan kerajaan kecil yang dikuasai oleh banyak kasta ksatria yang saling bersaing. India hanya pernah bersatu pada masa pemerintahan Raja Ashoka yang beragama budha, hal ini karena agama budha tidak mengenal sistem kasta bagi para pemeluknya.
Setelah kedatangan islam secara berangsur India kembali bersatu dibawah satu pemeintahan. Islam disambut oleh rakyat India. Hal ini karena islam tidak membedabedakan para pemeluknya, islam menganggap derajat manusia adalah sama. Hanya ketakwaanlah yang meninggikan derajat seseorang. Sejak pengenalannya ke India, Islam telah membuat penyumbangan keagamaan, kesenian, falsafah, kebudayaan, kemasyarakatan dan politik kepada sejarah, warisan dan kehidupan India.
penaklukkan wilayah India diawali oleh sebuah ekspedisi
yang dipimpin oleh Muhammad ibnul Qasim Ats Tsaqafi,
yang terjadi di zaman Khalifah Al Walid bin Abdil Malik (dinasti umayah )
Ekspedisi tersebut berhasil melaju hingga wilayah utara
India dan menaklukkan kota Daibal, bahkan akhirnya
mendirikan sebuah mesjid di sana. İbnul Qasim menempatkan 4000 orang pasukan
di sana untuk
menjaga wilayah tersebut, dan semenjak itu, jadilah Daibal kota Arab pertama di India.
Setelah penaklukan pertama ini, islam seperti tertahan di tempat tidak maju maju. Demikian seterusnya, mereka hanya menguasai daerah antara
Kabul, Kashmir dan Maltan, sampai suatu ketika Allah menurunkan
pertolongan-Nya lewat tokoh pejuang ini, yang menjadi
batu loncatan pertama bagi para penakluk setelahnya.

Penaklukan islam selanjutnya ke India dimulai dari Afghanistan (Nashiruddien Sabaktekin sekaligus pendiri dinasti ghasnawi di Afghanistan ) kemudian ke sindh (Sultan Mahmud bin Sabaktekin Al Ghaznawi ) dilanjutkan ke Punjab dan seterusnya hingga mencapai seluruh India. Islam memerintah India selama hampir 1000 tahun (638 m sampai dengan 1600 an). Sampai kemudian datanglah bangsa eropa ke India satu persatu wilayah muslim di inida jatuh ke penjajah kulit putih.

Dari sejarah di atas dapat diambil kesimpulan perbedaan penaklukan India dengan penaklukan islam di daerah lain. Bahwa selama hampir 1000 tahun islam memerintah di India belum berhasil mengislamkan India ( ditambah dengan Pakistan dan Bangladesh maka islam hanya sekitar 30 % dari total populasi). Bandingkan dengan afrika utara, syam, Persia dan turki bahkan sebagian asia tenggara yang berhasil dislamkan hampir 100%. Berikut sebab pokoknya:
1. Penguasa islam India kadang tidak konsisten sikapnya terhadap kaum hindu, kadang seorang sultan sangat keras tetapi kadang kala berganti sultan di periode lain terlalu lembut.
2. Pada saat kedatangan islam penduduk India terlanjur mempunyai kebudayaan yang tinggi dengan bangunan bangunan yang indah. Mereka sangat bangga dengan budayanya. Sehingga tidak mudah bagi mereka untuk menerima pengaruh luar.
3. India adalah asal muasal agama hindu ajaran tersebut sangat mendarah daging dalam kehidupan mereka.
Meskipun demikian jasa para pejuang muslim sangat besar berkat jasa mereka islam telah mewarnai sejarah india dan saat ini ratusan juta ras India (Pakistan India dan Bangladesh) adalah muslim, semoga mereka mendapat tempat yang mulia di hari pembalasan kelak sebagai syuhada.
Selengkapnya...

Minggu, 20 Desember 2009

Bangladesh




Republik Rakyat Bangladesh adalah sebuah negara di Asia Selatan yang berbatasan dengan India di sebelah timur laut, Myanmar di tenggara dan Teluk Benggala di selatan. Bangladesh adalah wilayah Benggala timur sedangkan Benggala Barat berada di India
Bangladesh secara harfiah bermakna "Negeri Bengali". Bagaimanapun, asal kata "Bangla" atau "Benggala" tidak diketahui.
Negara ini ialah negara yang mempunyai jumlah orang Islam yang ketiga terbesar di dunia, tetapi jumlah ini masih kurang sedikit dibandingkan dengan bilangan orang Islam yang merupakan kelompok minoritas di India.
Secara geografis, Bangladesh berada di kawasan Delta Gangga-Brahmaputra yang subur yang terbentang rendah. Delta ini terbentuk oleh pertemuan Sungai Gangga (nama setempat Padma atau Pôdda), Brahmaputra (Yamuna atau Jomuna), dan Meghna dan anak-anak sungainya yang berhubungan dari Himalaya. Tanah aluvial yang diendapkan oleh sungai-sungai itu telah menciptakan beberapa dari sejumlah daratan yang amat subur di dunia ini.
Sebagian besar Bangladesh berada 10 meter dpl, dan dipercaya sekitar 10% tanah akan banjir jika permukaan laut naik hingga 1 m.
Ibukota dan kota terbesar Bangladesh ialah Dhaka. Bangladesh merupakan salah satu negara yang terpadat penduduknya di dunia. Luas wilayahnya kira-kira sebesar Pulau Jawa, Madura dan Bali yang digabung menjadi satu. Luas wilayah negara ini sebanyak 144.000 kilometer persegi ditempatkan pada tingkat ke-93 di dunia.
Perkiraan terkini dari penduduk Bangladesh berkisar dari 147 juta, menjadikannya negara dengan peringkat ke-6 berpenduduk terbanyak di dunia. Tetapi merupakan negara paling padat dunia (bisa dibandingkan dengan rusia dengan wilayah seluas 17.075.400 km², Rusia adalah negara terbesar di dunia. Hanya memiliki populasi sebesar 142 juta jiwa, lebih sedikit dari bangladesh ). Diperkirakan sekitar 1.000 orang menempati 1 km persegi wilayah. Perkembangan penduduk Bangladesh berada di antara yang tertinggi dunia pada 1960-an dan 1970-an, yaitu bertambah dari 50 menjadi 90 juta, namun dengan pengenalan pengendalian kelahiran pada 1980-an mengurangi peningkatan populasi sebanyak dua persen.
Secara etnis Bangladesh itu homogen, terdiri dari orang Bengali yang merupakan 98% populasi. Bahasa utamanya, seperti di Benggala Barat, ialah Bangla (Bengali Bahasanya ditulis menggunakan aksaranya sendiri. Bangla ialah bahasa resmi Bangladesh. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa kedua di antara kelas menengah dan atas dan di pendidikan tinggi.
Dua agama utama di Bangladesh yang dipraktekan secara luas adalah Islam (83% menurut CIA di 1998, 88% menurut perkiraan Departemen Luar Negeri AS tahun 2005) dan Hindu (11% menurut perkiraan Departemen Luar Negeri AS tahun 2005). Etnis Bihari menjadi kelompok mayoritas yang menganut Muslim Syiah.
Tingkat kesehatan dan pendidikan kini meningkat dengan stabil seiring dengan berkurangnya tingkat kemiskinan. Namun, Bangladesh tetaplah salah satu negara termiskin di dunia. Sebagian besar orang Bangladesh tinggal di pedesaan dan hidup dengan pertanian untuk menyambung hidup. Hampir separuh penduduknya hidup kurang dari 1 USD per hari.
Sebagai sebuah negara baru yang lahir dari bangsa yang tua, Bangladesh memiliki budaya yang mencakup unsur kuno dan modern. Bahasa Bangla mambanggakan peninggalan sastra yang kaya, yang diwarisi Bangladesh bersama dengan negara bagian India Benggala Barat.
Bangladesh merdeka dari Pakistan melalui perang yang berdarah darah dengan didukung oleh India. Yang kemudian berkembang menjadi perang India – Pakistan jilid 3. Ratusan ribu dan mungkin jutaan nyawa menjadi korban di ketiga pihak. pada waktu itu 10 juta orang Bangladesh melarikan diri ke India sebagai tentara, dan Pakistan akhirnya dikalahkan dengan bantuan India. Menyusul kekalahan Pakistan dalam perang ini. Maka Bangladesh menjadi Negara merdeka.
Sejarah Islam di Bangladesh tidak bisa dipisahkan dari masuknya Islam ke Benua India (yang sekarang menjadi tempat tiga negara: Pakistan, India dan Bangladesh).
Ekspedisi tentara Islam yang pertama (637 M) dikirim pada masa Khalifah Umar bin Khaththab untuk menaklukkan daerah pesisir barat Indo-Pakistan. Pada masa Walid bin Abdul Malik (khalifah ke 6 Dinasti Umayyah 705-715 M) tentara Islam di bawah pimpinan Muhammad bin Qasim menaklukkan Sind, Pakistan Barat (711 M). Sejak saat aat itu pemerintahan Islam menguasai wilayah demi wilayah dari benua India, termasuk Bangladesh. Invasi penjajah Barat mulai muncul pada tahun 1600-an saat para pedagang Eropa memasuki Bengal. Pada abad ke-19 Inggris menguasai seluruh India dan menjajah negara itu.
Sekarang Bangladesh merupakan negeri yang paling padat penduduknya di dunia. Penemuan gas alam pada awalnya diharapkan bisa memberikan pendapat yang lebih besar bagi penduduknya. Namun, kekacauan politik negeri ini membuyarkan harapan itu. Penduduknya tetap saja diliputi kemiskinan dengan rata-rata pendapatan penduduknya 380 US dolar.
Perkembangan baru menunjukan banyak misi pemurtadan oleh kristen dengan memanfaatkan kemiskinan yang ada. Kelompok misionaris Kristen dan lembaga swadaya masyarakat banyak yang melakukan aktivitas pemurtadan dengan kedok pelayanan sosial dan kegiatan pemberian bantuan.
Saat ini ada lebih dari 500 gereja di Bangladesh. Di gereja Kakrail saja, ada sekitar 350 pendeta dan 500 biarawati yang melakukan aktivitas misionaris. Para pendeta dan biarawati ini melakukan pemurtadan dengan licin agar tidak terlalu menarik perhatian masyarakat. Misalnya dengan menggunakan bahasa Arab atau istilah-istilah Islam dalam kegiatan misionarisnya. Bahkan kitab injil disebut sebagai injil sharif.
Selengkapnya...

Rabu, 26 Agustus 2009

Xinjiang, Turkistan Timur



Wilayah Turkistan berada di Asia Tengah, dimana bagian timur berbatasan dengan Cina dan Mongolia. Bagian Barat dengan Kaspia dan sungai Ural. Bagian selatan berbatasan dengan Tibet, Kashmir, Pakistan, Afghanistan, Iran, Mongolia Utara dan Siberia. Ada dua penjajah yang bergabung untuk menguasai wilayah ini, yakni Uni Soviet (di masa lalu) dan Republik Rakyat Cina (sampai saat ini) melalui konspirasi di bawah perjanjian Nerchinsk pada bulan Agustus 1689. perjanjian ini berakhir dengan adanya perjanjian St. Petersburg pada bulan Februari 1981.


Wilayah bagian Barat yang (dahulu) dijajah oleh Uni Soviet dikenal dengan nama Turkistan Barat. Sementara itu, bagian Timur dijajah oleh Republik Rakyat Cina dan dikenal dengan nama Turkistan Timur. Turkistan Timur inilah yang saat ini berada di bawah tekanan dan penindasan rezim Sosialis Komunis Cina.

Luas Turkistan Timur adalah 1.750.734 km2 dan ini sekitar dua kali wilayah Mesir dan juga dua kali wilayah Pakistan. Turkistan Timur adalah sebuah wilayah dimana jarak dengan laut terdekat berjarak sekitar 1900 km. Wilayahnya sebagian besar terdiri dari semi-padang pasir dan berbatasan dengan garis-garis batas yang berupa tiga pegunungan dan lembah sungai.

Rezim Sosialis Komunis Cina menyebut Turkistan Timur dengan nama Xinjiang.
Daerah ini juga mencakup sebagian besar wilayah Aksai Chin, yang diklaim oleh rezim India sebagai bagian dari negara bagian Jammu dan Kashmir. Xinjiang yang secara harfiah bermakna ‘Perbatasan Baru’ atau ‘Daerah Baru’ menjadi semakin diperebutkan mengingat sumber daya alam dan ekonominya yang sangat luar biasa. Kaum Muslimin lebih suka menyebutnya Turkistan Timur atau Uighuristan.

Turkistan Timur adalah salah satu negara terkaya di antara negara-negara di wilayah itu karena berlimpahnya mineral yang terkandung di tanah ini, yang menyokong tulang punggung perekonomian Cina. Negara ini juga mengandung minyak dan bahan tambang penting lain. Turkistan Timur diperkirakan menjadi penyedia minyak bumi terbesar kedua di dunia setelah Timur Tengah. Produksi rata-rata tahunannya 5 juta ton. Besi juga merupakan hasil tambang dengan jumlah produksi tahunan sekitar 250 juta ton. Terdapat lebih dari 56 tambang emas. Sedang untuk stok uranium, masih sekitar 12 triliun ton. Produksi batu garam rata-rata tahunan adalah 450.000 ton, sedang persediaan (cadangan) batu garam cukup untuk seluruh dunia selama 1000 tahun.

Islam pertama kali masuk ke Turkistan pada pada masa khalifah Bani Umayyah, yakni Al-Walid bin Abdul Malik pada tahun 96 H (715 M) melalui tangan komandan mujahid, Qutaybah bin Muslim rahimahullah (semoga Allah merahmatinya) yang berhasil memasuki kota Kashgeer. Ketika berakhirnya Khilafah Bani Umayyah dan dimulainya Khilafah Bani Abbasiah pada abad ketiga hijriyah, Sultan Khakan, “Satok Bograkhan” (dikenal juga dengan nama Abdul Karim) menjadikan agama Islam sebagai Agama negara. Turkistan menjadi negara Islam merdeka selama sembilan abad dan sejak saat itu penduduk negara itu telah menjadi muslim, hingga berakhirnya masa Daulah Islamiyyah terakhir yang runtuh pada tahun 1355 H.

Pada Abad ke 18 M terlihat bahwa beberapa bagian dari dunia Islam menjadi sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa dan Asia.Di Asia, para penjajah yaitu Rusia dan Cina sepakat membagi tanah kaum Muslimin di Turkish melalui beberapa perjanjian. Jatuhnya wilayah ini dengan penyerahan ke tangan Cina setelah menelan korban 1.200.000 warga Turkistan dan 22.000 keluarga Turkistan terasing ke Cina.

Kaum muslimin yang memendam dendam di Turkistan Timur memberontak melawan penjajah Cina dan penindasan Budha dalam tujuh pemberontakan dengan kekuatan besar. Pemberontakan terakhir terjadi tahun 1863 yang menjadikan Turkistan Timur merdeka dari kekuasaan Cina dan terbentuknya kerajaan yang merdeka pada abad ke-19 M. pembentukan pemerintahan lokal di lima wilayah, kesemuanya di bawah pemerintahan Attalik Ghazi Yakub Bek, yang dianugerahi gelar Sulthan Utsmani dan Amirul Mukminin. Attalik adalah orang yang baik yang membangun masjid-masjid dan sekolah-sekolah Islam, beberapa diantaranya masih berdiri hingga kini. Akan tetapi pembaharuan ambisi kolonial Rusia dan Cina, menjadikan Cina menduduki Turkistan Timur sekali lagi pada tahun 1878. Wilayah ini kemudian dianeksasi pada tanggal 18 November 1884, dan dijadikan sebagai sebuah propinsi bagian kekaisaran Cina. Turkistan Timur kemudian dinamai Xinjiang dan Urumqi dijadikan sebagai ibu kotanya.

Revolusi Turkistan melawan Cina, dengan sejuta kaum muslimin terbunuh ketika mencoba melepaskan diri dari kekuasaan Cina. Pemerintahan Cina secara kejam dan bengis menyiksa dan menekan para pejuang Turkistan. Perburuan terhadap mereka meningkat, akan tetapi perjuangan dan perlawanan mereka makin teguh, hingga salah satu pemimpin harakah Islam, Abdul Qodir Damulla, memerdekakan negeri ini dan mendirikan Republik Turkistan Timur di Kashger pada 12 November 1933. Akan tetapi Raja muda Cina Sheng Shicai mampu mengurangi pemberontakan dan menguasai kembali negara ini bersama Rusia dengan segala kekuatan yang diperlukan dan mengerikan pada bulan Juli 1934. Mereka kembali menduduki negeri kaum muslimin yang masih muda (baru merdeka) ini.

Pada tahun 1949, komandan pasukan Cina di Turkistan Timur menaklukan negeri ini dan menyerahkannya ke Mao Tse Tung, pemimpin Partai Komunis Cina. Pasukan Cina Komunis memasuki Turkistan Timur pada bulan Oktober 1949 dan mulailah era rezim Sosialis Komunis Cina, dan ketidak adilan dalam sejarah muslimin Turkistan Timur.

Xinjiang kemudian dinyatakan sebagai salah satu kawasan otonomi Cina dengan mengesampingkan fakta bahwa mayoritas penduduk di sana pada saat itu orang Uighur

Status otonomi hanyalah kedok, tidak tulus, dan meski Xinjiang hingga dewasa ini dipimpin oleh gubernur dari kalangan warga Uighur, orang yang memegang kekuasaan riil adalah sekretaris jenderal daerah Partai Komunis Cina , Wang Lequan, yang orang Cina etnis Han.

Kekejaman Rezim Komunis Cina

Sebuah artikel yang ditulis oleh Abdullah Manshur di majalah Turkistan, Al Islamiyah, menceritakan bagaimana kejahatan rezim Komunis Cina di Turkistan Timur. Panjangnya catatan kejahatan rezim Cina ini ironisnya dengan rapi ditutupi dan tidak diketahui oleh kaum Muslimin. Rezim komunis Cina di bawah kepemimpinan Mao Tse Tung telah membantai sebanyak 4,5 juta muslim. Mereka juga mengembargo ekonomi kaum Muslimin di Uighur di Turkistan Timur dan melarang mereka untuk menduduki jabatan pemerintahan serta mencegah mereka dari berhubungan dengan kaum Muslimin lainnya di luar Turkistan, dan juga melarang mereka untuk pergi ke luar negeri. Rezim Cina ini juga memerangi Islam, diantaranya dengan mengumunkan secara resmi bahwa Islam adalah agama di luar undang-undang dan siapa saja yang mengikuti agama ini maka dia akan di cap sebagai teroris fundamental.

Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, mereka juga melarang atau menutup masjid-masjid dan sekolah Islam, memaksa perempuan muslimah untuk membatasi kelahiran, bahkan menggugurkan janin di perut ibunya. Mereka juga menangkapi para ulama dan menjebloskan ke penjara tanpa tuduhan apapun kecuali dengan dalih memberantas terorisme.

Lebih sadis lagi, rezim Cina ini berusaha membumi hanguskan kaum Muslimin Turkistan secara sistematis. Mereka, menyebarkan wabah penyakit di antara penduduk Muslim Turkistan, menerapkan kebijakan pembersihan etnis muslim dengan menculik muslimah Turkistan dan memindahkan mereka ke Cina.

Migrasi Etnis Han

Sekitar tahun tahun 1940 an sebelum aneksasi jumlah etis han adalah 4 % dari jumlah penduduk, akibat migrasi besar besaran yang didukung oleh pemerintah komunis saat ini populasi mereka mencapai lebih dari 40 % sehingga saat ini mereka adalah mayoritas.

Di bawah pemerintahan Partai Komunis, terjadi pembangunan ekonomi yang sangat gencar, namun kehidupan warga Uighur semakin sulit dalam 20-30 tahun terakhir akibat masuknya banyak warga Cina muda dan memiliki kecakapan teknis dari provinsi-provinsi di bagian timur Cina.

Para migran ini jauh lebih mahir berbahasa Cina dan cenderung diberi lapangan pekerjaan terbaik. Hanya sedikit orang Uighur berbahasa Cina.

Tidak mengejutkan, ini menimbulkan penentangan mendalam di kalangan warga Uighur, yang memandang perpindahan orang-orang Han ke Xinjiang sebagai makar pemerintah untuk menggerogoti posisi mereka, merongrong budaya, serta akidah agama mereka.

Dalam perkembangan yang lebih baru, anak-anak muda Uighur terdorong untuk meninggalkan Xinjiang untuk mendapatkan pekerjaan di belahan lain Cina, dan proses ini sudah berlangsung secara informal dalam beberapa tahun.

Ada kekhawatiran khusus atas tekanan pemerintah Cina untuk mendoroang wanita muda Uighur pindah ke bagian lain Cina untuk mendapatkan pekerjaan. Dan, ini memperkuat kekhawatiran bahwa mereka akhirnya akan bekerja di bar atau klub malam atau bahkan pelacuran tanpa perlindungan keluarga atau masyarakat mereka.

Islam adalah bagian integral kehidupan dan identitas warga Uighur Xinjiang, dan salah satu keluhan utama mereka terhadap pemerintah Cina adalah tingkat pembatasan yang diberlakukan oleh Beijing terhadap kegiatan keagamaan mereka.

Jumlah masjid di Xinjiang merosot jika dibandingkan dengan jumlah pada masa sebelum tahun 1949, dan institusi keagamaan itu menghadapi pembatasan yang sangat ketat.

Anak-anak di bawah usia 18 tahun tidak diizinkan beribadah di masjid. Demikian juga pejabat Partai Komunis dan aparat pemerintah.

Organisasi organisasi islam dilarang. Sekolah keagamaan madrasah juga sangat dibatasi.

Semua agama di Cina dikendalikan oleh Administrasi Negara untuk Urusan Agama, tapi pembatasan terhadap Islam di kalangan warga Uighur lebih keras daripada terhadap kelompok-kelompok lain, termasuk etnis Hui yang juga muslim, tapi penutur bahasa Cina.

Ketatnya pembatasan itu akibat pertautan antara kelompok-kelompok muslim dan gerakan kemerdekaan di Xinjiang. Gerakan ini sangat bertentangan dengan posisi Beijing.

Ada kelompok-kelompok di dalam Xinjiang yang mendukung gagasan kemerdekaan, tapi mereka tidak diperkenakan mewujudkannya secara terbuka, sebab "memisahkan diri dari ibu pertiwi" dipandang sebagai penghianatan.

Pada dekade 1990-an, setelah ambruknya Uni Soviet dan munculnya negara-negara muslim independen di Asia Tengah, terjadi peningkatan dukungan terbuka atas kelompok-kelompok "separatis", yang memuncak pada unjukrasa massal di Ghulja pada tahun 1995 dan 1997.

Masa Masa Penindasan

Beijing menindas unjukrasa dengan penggunaan kekuatan luar biasa, dan para aktifis islam dipaksa keluar dari Xinjiang ke Asia Tengah dan Pakistan atau terpaksa bergerak di bawah tanah.

Penindasan keras sejak digulirkannya kampanye "Strike Hard" (Gebuk Keras" pada 1996 mencakup kebijakan memperketat pengendalian terhadap kegiatan agama, pembatasan pergerakan orang dan tidak menerbitkan paspor dan menahan orang-orang yang didicurigai mendukung separatis dan anggota keluarga mereka.

Ini menciptakan ketakutan dan kebencian sangat kuat terhadap pemerintah Cina dan warga Cina etnis Han.

Mengejutkan bahwa kebencian ini tidak meledak menjadi kemarahan publik, dan unjukrasa sebelumnya, tapi itu dampak ketatnya kontrol yang diberlakukan Cina atas Xinjiang.

Ada banyak organisasi kaum pendatang Uighur di Eropa dan Amerika Serikat. Dalam banyak kasus mereka mendukung otonomi sejati bagi kawasan tanah asal mereka.

Di masa lalu, Beijing juga mempersalahkan Gerakan Islami Turkestan Timur memicu kerusuhan, meski tidak ada bukti bahwa gerakan ini pernah muncul di Xinjiang.

Pemerintah di Beijing tidak bisa menerima bahwa kebijakan mereka sendiri di Xinjiang mungkin penyebab konflik, dan berupaya mempersalahkan orang luar yang mereka tuding memicu tindak kekerasan. Itu juga terjadi dalam kasus Dalai Lama dan Tibet.

Kalau pun organisasi pelarian Uighur ingin menggerakan kerusuhan, tentu sangat sulit bagi mereka untuk melakukannya, dan ada banyak alasah lokal menjadi penyebab kerusuhan tanpa perlu ada campur tangan dari luar.

Pada juli 2009 akhirnya bara itu berkobar menjadi api kerusuhan dipicu oleh pembunuhan etnis uighur oleh etnis Han, terjadi kerusuhan antara etnis uighur sebagai pribumi melawan etnis cina yang merupakan pendatang, berakibat ratusan etnis uighur tewas atau hilang. Tetapi lagi lagi etnis uighur yang dipersalahkan dan menjadi korban. Akibat selanjutnya ribuan muslim etnis uighur diciduk dan ditangkap aparat karena dituduh sebagai pelaku dan pemicu kerusuhan. Dan hingga kini mereka belum dibebaskan bahkan kemungkinan juga dibunuh. Sementara komunitas muslim dunia membisu. Semoga Alloh melindungi muslim uighur serta menghancurkan musuh mereka Komunis Cina.

Selengkapnya...