Minggu, 20 Desember 2009

Bangladesh




Republik Rakyat Bangladesh adalah sebuah negara di Asia Selatan yang berbatasan dengan India di sebelah timur laut, Myanmar di tenggara dan Teluk Benggala di selatan. Bangladesh adalah wilayah Benggala timur sedangkan Benggala Barat berada di India
Bangladesh secara harfiah bermakna "Negeri Bengali". Bagaimanapun, asal kata "Bangla" atau "Benggala" tidak diketahui.
Negara ini ialah negara yang mempunyai jumlah orang Islam yang ketiga terbesar di dunia, tetapi jumlah ini masih kurang sedikit dibandingkan dengan bilangan orang Islam yang merupakan kelompok minoritas di India.
Secara geografis, Bangladesh berada di kawasan Delta Gangga-Brahmaputra yang subur yang terbentang rendah. Delta ini terbentuk oleh pertemuan Sungai Gangga (nama setempat Padma atau PĂ´dda), Brahmaputra (Yamuna atau Jomuna), dan Meghna dan anak-anak sungainya yang berhubungan dari Himalaya. Tanah aluvial yang diendapkan oleh sungai-sungai itu telah menciptakan beberapa dari sejumlah daratan yang amat subur di dunia ini.
Sebagian besar Bangladesh berada 10 meter dpl, dan dipercaya sekitar 10% tanah akan banjir jika permukaan laut naik hingga 1 m.
Ibukota dan kota terbesar Bangladesh ialah Dhaka. Bangladesh merupakan salah satu negara yang terpadat penduduknya di dunia. Luas wilayahnya kira-kira sebesar Pulau Jawa, Madura dan Bali yang digabung menjadi satu. Luas wilayah negara ini sebanyak 144.000 kilometer persegi ditempatkan pada tingkat ke-93 di dunia.
Perkiraan terkini dari penduduk Bangladesh berkisar dari 147 juta, menjadikannya negara dengan peringkat ke-6 berpenduduk terbanyak di dunia. Tetapi merupakan negara paling padat dunia (bisa dibandingkan dengan rusia dengan wilayah seluas 17.075.400 km², Rusia adalah negara terbesar di dunia. Hanya memiliki populasi sebesar 142 juta jiwa, lebih sedikit dari bangladesh ). Diperkirakan sekitar 1.000 orang menempati 1 km persegi wilayah. Perkembangan penduduk Bangladesh berada di antara yang tertinggi dunia pada 1960-an dan 1970-an, yaitu bertambah dari 50 menjadi 90 juta, namun dengan pengenalan pengendalian kelahiran pada 1980-an mengurangi peningkatan populasi sebanyak dua persen.
Secara etnis Bangladesh itu homogen, terdiri dari orang Bengali yang merupakan 98% populasi. Bahasa utamanya, seperti di Benggala Barat, ialah Bangla (Bengali Bahasanya ditulis menggunakan aksaranya sendiri. Bangla ialah bahasa resmi Bangladesh. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa kedua di antara kelas menengah dan atas dan di pendidikan tinggi.
Dua agama utama di Bangladesh yang dipraktekan secara luas adalah Islam (83% menurut CIA di 1998, 88% menurut perkiraan Departemen Luar Negeri AS tahun 2005) dan Hindu (11% menurut perkiraan Departemen Luar Negeri AS tahun 2005). Etnis Bihari menjadi kelompok mayoritas yang menganut Muslim Syiah.
Tingkat kesehatan dan pendidikan kini meningkat dengan stabil seiring dengan berkurangnya tingkat kemiskinan. Namun, Bangladesh tetaplah salah satu negara termiskin di dunia. Sebagian besar orang Bangladesh tinggal di pedesaan dan hidup dengan pertanian untuk menyambung hidup. Hampir separuh penduduknya hidup kurang dari 1 USD per hari.
Sebagai sebuah negara baru yang lahir dari bangsa yang tua, Bangladesh memiliki budaya yang mencakup unsur kuno dan modern. Bahasa Bangla mambanggakan peninggalan sastra yang kaya, yang diwarisi Bangladesh bersama dengan negara bagian India Benggala Barat.
Bangladesh merdeka dari Pakistan melalui perang yang berdarah darah dengan didukung oleh India. Yang kemudian berkembang menjadi perang India – Pakistan jilid 3. Ratusan ribu dan mungkin jutaan nyawa menjadi korban di ketiga pihak. pada waktu itu 10 juta orang Bangladesh melarikan diri ke India sebagai tentara, dan Pakistan akhirnya dikalahkan dengan bantuan India. Menyusul kekalahan Pakistan dalam perang ini. Maka Bangladesh menjadi Negara merdeka.
Sejarah Islam di Bangladesh tidak bisa dipisahkan dari masuknya Islam ke Benua India (yang sekarang menjadi tempat tiga negara: Pakistan, India dan Bangladesh).
Ekspedisi tentara Islam yang pertama (637 M) dikirim pada masa Khalifah Umar bin Khaththab untuk menaklukkan daerah pesisir barat Indo-Pakistan. Pada masa Walid bin Abdul Malik (khalifah ke 6 Dinasti Umayyah 705-715 M) tentara Islam di bawah pimpinan Muhammad bin Qasim menaklukkan Sind, Pakistan Barat (711 M). Sejak saat aat itu pemerintahan Islam menguasai wilayah demi wilayah dari benua India, termasuk Bangladesh. Invasi penjajah Barat mulai muncul pada tahun 1600-an saat para pedagang Eropa memasuki Bengal. Pada abad ke-19 Inggris menguasai seluruh India dan menjajah negara itu.
Sekarang Bangladesh merupakan negeri yang paling padat penduduknya di dunia. Penemuan gas alam pada awalnya diharapkan bisa memberikan pendapat yang lebih besar bagi penduduknya. Namun, kekacauan politik negeri ini membuyarkan harapan itu. Penduduknya tetap saja diliputi kemiskinan dengan rata-rata pendapatan penduduknya 380 US dolar.
Perkembangan baru menunjukan banyak misi pemurtadan oleh kristen dengan memanfaatkan kemiskinan yang ada. Kelompok misionaris Kristen dan lembaga swadaya masyarakat banyak yang melakukan aktivitas pemurtadan dengan kedok pelayanan sosial dan kegiatan pemberian bantuan.
Saat ini ada lebih dari 500 gereja di Bangladesh. Di gereja Kakrail saja, ada sekitar 350 pendeta dan 500 biarawati yang melakukan aktivitas misionaris. Para pendeta dan biarawati ini melakukan pemurtadan dengan licin agar tidak terlalu menarik perhatian masyarakat. Misalnya dengan menggunakan bahasa Arab atau istilah-istilah Islam dalam kegiatan misionarisnya. Bahkan kitab injil disebut sebagai injil sharif.
Selengkapnya...

Rabu, 26 Agustus 2009

Xinjiang, Turkistan Timur



Wilayah Turkistan berada di Asia Tengah, dimana bagian timur berbatasan dengan Cina dan Mongolia. Bagian Barat dengan Kaspia dan sungai Ural. Bagian selatan berbatasan dengan Tibet, Kashmir, Pakistan, Afghanistan, Iran, Mongolia Utara dan Siberia. Ada dua penjajah yang bergabung untuk menguasai wilayah ini, yakni Uni Soviet (di masa lalu) dan Republik Rakyat Cina (sampai saat ini) melalui konspirasi di bawah perjanjian Nerchinsk pada bulan Agustus 1689. perjanjian ini berakhir dengan adanya perjanjian St. Petersburg pada bulan Februari 1981.


Wilayah bagian Barat yang (dahulu) dijajah oleh Uni Soviet dikenal dengan nama Turkistan Barat. Sementara itu, bagian Timur dijajah oleh Republik Rakyat Cina dan dikenal dengan nama Turkistan Timur. Turkistan Timur inilah yang saat ini berada di bawah tekanan dan penindasan rezim Sosialis Komunis Cina.

Luas Turkistan Timur adalah 1.750.734 km2 dan ini sekitar dua kali wilayah Mesir dan juga dua kali wilayah Pakistan. Turkistan Timur adalah sebuah wilayah dimana jarak dengan laut terdekat berjarak sekitar 1900 km. Wilayahnya sebagian besar terdiri dari semi-padang pasir dan berbatasan dengan garis-garis batas yang berupa tiga pegunungan dan lembah sungai.

Rezim Sosialis Komunis Cina menyebut Turkistan Timur dengan nama Xinjiang.
Daerah ini juga mencakup sebagian besar wilayah Aksai Chin, yang diklaim oleh rezim India sebagai bagian dari negara bagian Jammu dan Kashmir. Xinjiang yang secara harfiah bermakna ‘Perbatasan Baru’ atau ‘Daerah Baru’ menjadi semakin diperebutkan mengingat sumber daya alam dan ekonominya yang sangat luar biasa. Kaum Muslimin lebih suka menyebutnya Turkistan Timur atau Uighuristan.

Turkistan Timur adalah salah satu negara terkaya di antara negara-negara di wilayah itu karena berlimpahnya mineral yang terkandung di tanah ini, yang menyokong tulang punggung perekonomian Cina. Negara ini juga mengandung minyak dan bahan tambang penting lain. Turkistan Timur diperkirakan menjadi penyedia minyak bumi terbesar kedua di dunia setelah Timur Tengah. Produksi rata-rata tahunannya 5 juta ton. Besi juga merupakan hasil tambang dengan jumlah produksi tahunan sekitar 250 juta ton. Terdapat lebih dari 56 tambang emas. Sedang untuk stok uranium, masih sekitar 12 triliun ton. Produksi batu garam rata-rata tahunan adalah 450.000 ton, sedang persediaan (cadangan) batu garam cukup untuk seluruh dunia selama 1000 tahun.

Islam pertama kali masuk ke Turkistan pada pada masa khalifah Bani Umayyah, yakni Al-Walid bin Abdul Malik pada tahun 96 H (715 M) melalui tangan komandan mujahid, Qutaybah bin Muslim rahimahullah (semoga Allah merahmatinya) yang berhasil memasuki kota Kashgeer. Ketika berakhirnya Khilafah Bani Umayyah dan dimulainya Khilafah Bani Abbasiah pada abad ketiga hijriyah, Sultan Khakan, “Satok Bograkhan” (dikenal juga dengan nama Abdul Karim) menjadikan agama Islam sebagai Agama negara. Turkistan menjadi negara Islam merdeka selama sembilan abad dan sejak saat itu penduduk negara itu telah menjadi muslim, hingga berakhirnya masa Daulah Islamiyyah terakhir yang runtuh pada tahun 1355 H.

Pada Abad ke 18 M terlihat bahwa beberapa bagian dari dunia Islam menjadi sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa dan Asia.Di Asia, para penjajah yaitu Rusia dan Cina sepakat membagi tanah kaum Muslimin di Turkish melalui beberapa perjanjian. Jatuhnya wilayah ini dengan penyerahan ke tangan Cina setelah menelan korban 1.200.000 warga Turkistan dan 22.000 keluarga Turkistan terasing ke Cina.

Kaum muslimin yang memendam dendam di Turkistan Timur memberontak melawan penjajah Cina dan penindasan Budha dalam tujuh pemberontakan dengan kekuatan besar. Pemberontakan terakhir terjadi tahun 1863 yang menjadikan Turkistan Timur merdeka dari kekuasaan Cina dan terbentuknya kerajaan yang merdeka pada abad ke-19 M. pembentukan pemerintahan lokal di lima wilayah, kesemuanya di bawah pemerintahan Attalik Ghazi Yakub Bek, yang dianugerahi gelar Sulthan Utsmani dan Amirul Mukminin. Attalik adalah orang yang baik yang membangun masjid-masjid dan sekolah-sekolah Islam, beberapa diantaranya masih berdiri hingga kini. Akan tetapi pembaharuan ambisi kolonial Rusia dan Cina, menjadikan Cina menduduki Turkistan Timur sekali lagi pada tahun 1878. Wilayah ini kemudian dianeksasi pada tanggal 18 November 1884, dan dijadikan sebagai sebuah propinsi bagian kekaisaran Cina. Turkistan Timur kemudian dinamai Xinjiang dan Urumqi dijadikan sebagai ibu kotanya.

Revolusi Turkistan melawan Cina, dengan sejuta kaum muslimin terbunuh ketika mencoba melepaskan diri dari kekuasaan Cina. Pemerintahan Cina secara kejam dan bengis menyiksa dan menekan para pejuang Turkistan. Perburuan terhadap mereka meningkat, akan tetapi perjuangan dan perlawanan mereka makin teguh, hingga salah satu pemimpin harakah Islam, Abdul Qodir Damulla, memerdekakan negeri ini dan mendirikan Republik Turkistan Timur di Kashger pada 12 November 1933. Akan tetapi Raja muda Cina Sheng Shicai mampu mengurangi pemberontakan dan menguasai kembali negara ini bersama Rusia dengan segala kekuatan yang diperlukan dan mengerikan pada bulan Juli 1934. Mereka kembali menduduki negeri kaum muslimin yang masih muda (baru merdeka) ini.

Pada tahun 1949, komandan pasukan Cina di Turkistan Timur menaklukan negeri ini dan menyerahkannya ke Mao Tse Tung, pemimpin Partai Komunis Cina. Pasukan Cina Komunis memasuki Turkistan Timur pada bulan Oktober 1949 dan mulailah era rezim Sosialis Komunis Cina, dan ketidak adilan dalam sejarah muslimin Turkistan Timur.

Xinjiang kemudian dinyatakan sebagai salah satu kawasan otonomi Cina dengan mengesampingkan fakta bahwa mayoritas penduduk di sana pada saat itu orang Uighur

Status otonomi hanyalah kedok, tidak tulus, dan meski Xinjiang hingga dewasa ini dipimpin oleh gubernur dari kalangan warga Uighur, orang yang memegang kekuasaan riil adalah sekretaris jenderal daerah Partai Komunis Cina , Wang Lequan, yang orang Cina etnis Han.

Kekejaman Rezim Komunis Cina

Sebuah artikel yang ditulis oleh Abdullah Manshur di majalah Turkistan, Al Islamiyah, menceritakan bagaimana kejahatan rezim Komunis Cina di Turkistan Timur. Panjangnya catatan kejahatan rezim Cina ini ironisnya dengan rapi ditutupi dan tidak diketahui oleh kaum Muslimin. Rezim komunis Cina di bawah kepemimpinan Mao Tse Tung telah membantai sebanyak 4,5 juta muslim. Mereka juga mengembargo ekonomi kaum Muslimin di Uighur di Turkistan Timur dan melarang mereka untuk menduduki jabatan pemerintahan serta mencegah mereka dari berhubungan dengan kaum Muslimin lainnya di luar Turkistan, dan juga melarang mereka untuk pergi ke luar negeri. Rezim Cina ini juga memerangi Islam, diantaranya dengan mengumunkan secara resmi bahwa Islam adalah agama di luar undang-undang dan siapa saja yang mengikuti agama ini maka dia akan di cap sebagai teroris fundamental.

Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, mereka juga melarang atau menutup masjid-masjid dan sekolah Islam, memaksa perempuan muslimah untuk membatasi kelahiran, bahkan menggugurkan janin di perut ibunya. Mereka juga menangkapi para ulama dan menjebloskan ke penjara tanpa tuduhan apapun kecuali dengan dalih memberantas terorisme.

Lebih sadis lagi, rezim Cina ini berusaha membumi hanguskan kaum Muslimin Turkistan secara sistematis. Mereka, menyebarkan wabah penyakit di antara penduduk Muslim Turkistan, menerapkan kebijakan pembersihan etnis muslim dengan menculik muslimah Turkistan dan memindahkan mereka ke Cina.

Migrasi Etnis Han

Sekitar tahun tahun 1940 an sebelum aneksasi jumlah etis han adalah 4 % dari jumlah penduduk, akibat migrasi besar besaran yang didukung oleh pemerintah komunis saat ini populasi mereka mencapai lebih dari 40 % sehingga saat ini mereka adalah mayoritas.

Di bawah pemerintahan Partai Komunis, terjadi pembangunan ekonomi yang sangat gencar, namun kehidupan warga Uighur semakin sulit dalam 20-30 tahun terakhir akibat masuknya banyak warga Cina muda dan memiliki kecakapan teknis dari provinsi-provinsi di bagian timur Cina.

Para migran ini jauh lebih mahir berbahasa Cina dan cenderung diberi lapangan pekerjaan terbaik. Hanya sedikit orang Uighur berbahasa Cina.

Tidak mengejutkan, ini menimbulkan penentangan mendalam di kalangan warga Uighur, yang memandang perpindahan orang-orang Han ke Xinjiang sebagai makar pemerintah untuk menggerogoti posisi mereka, merongrong budaya, serta akidah agama mereka.

Dalam perkembangan yang lebih baru, anak-anak muda Uighur terdorong untuk meninggalkan Xinjiang untuk mendapatkan pekerjaan di belahan lain Cina, dan proses ini sudah berlangsung secara informal dalam beberapa tahun.

Ada kekhawatiran khusus atas tekanan pemerintah Cina untuk mendoroang wanita muda Uighur pindah ke bagian lain Cina untuk mendapatkan pekerjaan. Dan, ini memperkuat kekhawatiran bahwa mereka akhirnya akan bekerja di bar atau klub malam atau bahkan pelacuran tanpa perlindungan keluarga atau masyarakat mereka.

Islam adalah bagian integral kehidupan dan identitas warga Uighur Xinjiang, dan salah satu keluhan utama mereka terhadap pemerintah Cina adalah tingkat pembatasan yang diberlakukan oleh Beijing terhadap kegiatan keagamaan mereka.

Jumlah masjid di Xinjiang merosot jika dibandingkan dengan jumlah pada masa sebelum tahun 1949, dan institusi keagamaan itu menghadapi pembatasan yang sangat ketat.

Anak-anak di bawah usia 18 tahun tidak diizinkan beribadah di masjid. Demikian juga pejabat Partai Komunis dan aparat pemerintah.

Organisasi organisasi islam dilarang. Sekolah keagamaan madrasah juga sangat dibatasi.

Semua agama di Cina dikendalikan oleh Administrasi Negara untuk Urusan Agama, tapi pembatasan terhadap Islam di kalangan warga Uighur lebih keras daripada terhadap kelompok-kelompok lain, termasuk etnis Hui yang juga muslim, tapi penutur bahasa Cina.

Ketatnya pembatasan itu akibat pertautan antara kelompok-kelompok muslim dan gerakan kemerdekaan di Xinjiang. Gerakan ini sangat bertentangan dengan posisi Beijing.

Ada kelompok-kelompok di dalam Xinjiang yang mendukung gagasan kemerdekaan, tapi mereka tidak diperkenakan mewujudkannya secara terbuka, sebab "memisahkan diri dari ibu pertiwi" dipandang sebagai penghianatan.

Pada dekade 1990-an, setelah ambruknya Uni Soviet dan munculnya negara-negara muslim independen di Asia Tengah, terjadi peningkatan dukungan terbuka atas kelompok-kelompok "separatis", yang memuncak pada unjukrasa massal di Ghulja pada tahun 1995 dan 1997.

Masa Masa Penindasan

Beijing menindas unjukrasa dengan penggunaan kekuatan luar biasa, dan para aktifis islam dipaksa keluar dari Xinjiang ke Asia Tengah dan Pakistan atau terpaksa bergerak di bawah tanah.

Penindasan keras sejak digulirkannya kampanye "Strike Hard" (Gebuk Keras" pada 1996 mencakup kebijakan memperketat pengendalian terhadap kegiatan agama, pembatasan pergerakan orang dan tidak menerbitkan paspor dan menahan orang-orang yang didicurigai mendukung separatis dan anggota keluarga mereka.

Ini menciptakan ketakutan dan kebencian sangat kuat terhadap pemerintah Cina dan warga Cina etnis Han.

Mengejutkan bahwa kebencian ini tidak meledak menjadi kemarahan publik, dan unjukrasa sebelumnya, tapi itu dampak ketatnya kontrol yang diberlakukan Cina atas Xinjiang.

Ada banyak organisasi kaum pendatang Uighur di Eropa dan Amerika Serikat. Dalam banyak kasus mereka mendukung otonomi sejati bagi kawasan tanah asal mereka.

Di masa lalu, Beijing juga mempersalahkan Gerakan Islami Turkestan Timur memicu kerusuhan, meski tidak ada bukti bahwa gerakan ini pernah muncul di Xinjiang.

Pemerintah di Beijing tidak bisa menerima bahwa kebijakan mereka sendiri di Xinjiang mungkin penyebab konflik, dan berupaya mempersalahkan orang luar yang mereka tuding memicu tindak kekerasan. Itu juga terjadi dalam kasus Dalai Lama dan Tibet.

Kalau pun organisasi pelarian Uighur ingin menggerakan kerusuhan, tentu sangat sulit bagi mereka untuk melakukannya, dan ada banyak alasah lokal menjadi penyebab kerusuhan tanpa perlu ada campur tangan dari luar.

Pada juli 2009 akhirnya bara itu berkobar menjadi api kerusuhan dipicu oleh pembunuhan etnis uighur oleh etnis Han, terjadi kerusuhan antara etnis uighur sebagai pribumi melawan etnis cina yang merupakan pendatang, berakibat ratusan etnis uighur tewas atau hilang. Tetapi lagi lagi etnis uighur yang dipersalahkan dan menjadi korban. Akibat selanjutnya ribuan muslim etnis uighur diciduk dan ditangkap aparat karena dituduh sebagai pelaku dan pemicu kerusuhan. Dan hingga kini mereka belum dibebaskan bahkan kemungkinan juga dibunuh. Sementara komunitas muslim dunia membisu. Semoga Alloh melindungi muslim uighur serta menghancurkan musuh mereka Komunis Cina.

Selengkapnya...

Jumat, 26 Juni 2009

BANGSA MORO






Tidak seperti tetangganya, Muslim Filipina adalah minoritas. Penduduk Filipina menurut perkiraan tahun 2002 berjumlah 84.525.639 orang yang tersebar di lebih dari tiga ratus pulau berpenduduk dan berbicara menggunakan delapan puluh tujuh dialek lokal. Dari jumlah itu hanya sekitar lima persen yang tercatat sebagai Muslim.
Mindanao adalah pulau terbesar kedua di Filipina dan salah satu dari tiga kelompok pulau utama bersama dengan Luzon dan Visayas. Mindanao, terletak di bagian selatan Filipina, adalah kawasan hunian bersejarah bagi mayoritas kaum muslim atau suku moro yang sebagian besar adalah dari etnis Marano dan Tasaug. Moro adalah sebutan penjajah spanyol kepada kaum muslim setempat. Pada masa dahulu mayoritas penduduk midanau dan pulau sekitarnya adalah muslim. Peperangan untuk meraih kemerdekaan telah ditempuh oleh berbagai kaum Muslim selama lima abad melawan para penguasa. Pasukan Spanyol, Amerika, Jepang dan Filipina belum berhasil meredam tekad mereka yang ingin memisahkan diri dari Filipina yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Kini mayoritas populasi Mindanao beragama katolik disebabkan banyaknya pemeluk agama katolik yang didatangkan secara terus menerus oleh pemerintah manila. Pada saat sekarang muslim hanya menjadi mayoritas di kawasan otonOmi ARMM, The Autonomous Region in Muslim Mindanao (ARMM). ARMM di bawah kepemimpinan Misuari mencakup Maguindanao, Lanao del Sur, Sulu, dan Tawi-Tawi. ARMM dibentuk oleh pemerintah pada tahun 1989 sebagai daerah otonomi di Filipina Selatan. Sebagai hasil dari kesepakatan damai antara MNLF dan pemerintah pusat filipina. Ketika itu penduduk boleh menyatakan pilihannya untuk bergabung dalam wilayah otonomi Muslim dan hasilnya empat wilayah tersebut memilih untuk bergabung. Meskipun begitu kesepakatan itu tidak cukup memuaskan sebagian pejuang muslim sehingga munculah Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan kelompok Abu Sayyaf. Kelompok ini bersumpah untuk menentang dan memboikot ARMM dan tetap memperjuangkan kemerdekaan. Meskipun pada saat sekarang MILF juga menerima otonami dengan syarat wilayah otonami ARMM diperluas dengan ditambahkan beberapa propinsi lagi sebagai tambahan.

Luas Mindanao ialah 94.630 km², lebih kecil 10.000 km² dari Luzon. Pulau ini bergunung-gunung, salah satunya adalah Gunung Apo yang tertinggi di Filipina. Pulau Mindanao berbatasan dengan Laut Sulu di sebelah barat, Laut Filipina di timur dan Laut Sulawesi di sebelah selatan. Penduduk mindanau adalah 19 juta dimana kurang lebih 5 juta adalah muslim.

Bangsa Eropa pertama kali tiba pada tahun 1521 dipimpin oleh Magellan yang kemudian dibunuh oleh kepala suku setempat dalam peperangan. Kemudian Tentara Spanyol yang dipimpin Miguel Lopez Legaspi, yang tiba di pantai kepulauan Filipina pada tahun 1565, menghentikan perkembangan dakwah Islam pada tahun 1570 di Manila, yang menyebabkan terjadinya pertempuran selama berabad-abad masa pendudukan Spanyol. Dapat dipastikan, kalau bukan karena kedatangan orang Spanyol maka insya alloh semua orang Filipina adalah muslim sama seperti sebagian besardaerah-daerah di Indonesia dan Malaysia.

Sehingga dapat dikatakan bahwa penjajahan Spanyol bermula pada tahun 1565 di salah satu pulau Filipina dan mereka segera mengetahui bahwa sebagian penduduk setempat beragama Islam. Mereka mengidentifikasi orang-orang itu dengan musuh historis mereka yaitu umat Islam Andalus yang disebut Moor, yang kemudian menjadi sebutan untuk umat Islam di kawasan Filipina selatan. Hal ini membuat bangsa Spanyol memusuhi umat Islam setempat dan selama tiga ratus tahun penjajahan Spanyol perang terus terjadi. Disamping suku Maguindanao, suku lain yang bertempat tinggal di pulau Mindanao adalah suku Maranao yang merupakan kelompok Muslim terbesar kedua di Filipina. Dari sekian kelompok Muslim Filipina Maranao adalah yang terakhir memeluk Islam. Sufisme memengaruhi corak Islam di Maranao, terutama dalam hal kosakata dan musik ritual. Nama Bangsamoro merujuk pada empat suku yang mendiami Filipina selatan, yaitu Tausug, Maranao, Maguindanao, dan Banguingui.


Sejarah Awal Muslim Filipina
Muslim Filipina memiliki sejarah panjang, sama panjangnya dengan kedatangan Islam ke kawasan Asia Tenggara secara umum. Menurut cendekiawan Muslim Filipina, Ahmed Alonto, berdasarkan bukti-bukti sejarah yang terekam, Islam datang ke Filipina pada tahun 1280. Muslim pertama yang datang adalah Sherif Macdum (Sharif Karim al-Makhdum) yang merupakan seorang ahli fikih. Kedatangannya kemudian diikuti oleh para pedagang Arab dan pendakwah yang bertujuan menyebarkan Islam. Pada mulanya dia tinggal di kota Bwansa, dimana rakyat setempat dengan sukarela membangun masjid untuknya dan banyak yang ikut meramaikan masjid. Secara bertahap beberapa kepala suku setempat menjadi Muslim. Kemudian dia juga mengunjungi beberapa pulau lain. Makamnya dipercaya terdapat di pulau Sibutu.
Selain orang Arab, umat Islam India, Iran dan Melayu datang ke Filipina, menikahi penduduk lokal dan mendirikan pemerintahan di pulau-pulau yang tersebar di kepulauan Filipina. Salah seorang pendiri pemerintahan itu adalah Sherif Abu Bakr, yang berasal dari Hadramaut. yang datang ke kepulauan Sulu melalui Palembang dan Brunei. Dia menikahi putri pangeran Bwansa, Raja Baginda, yang sudah beragama Islam. Ayah mertuanya menunjuknya sebagai pewaris. Setelah menggantikan mertuanya dia menjalankan pemerintahan dengan hukum Islam dengan memerhatikan adat istiadat setempat. Dengan demikian, dia bisa disebut sebagai pendiri kesultanan Sulu yang bertahan hingga kedatangan Amerika ke Filipina. Kesultanan Sulu mencapai puncak kejayaannya pada abad delapan belas dan awal abad sembilan belas, ketika pengaruhnya membentang hingga Mindanao dan Kalimantan utara.

Kepulauan Sulu di Filipina selatan terletak sepanjang rute perdagangan antara Malaka dan Filipina, karenanya pedagang Arab dikenal sebagai orang yang membawa Islam ke wilayah ini. Kepulauan Sulu merupakan jalur perdagangan penting yang menghubungkan antara pedagang Arab dan Cina selatan. Menurut sebagian ahli, ada kemungkinan telah terjadi Islamisasi oleh Cina Muslim. Disamping kepulauan Sulu, pulau Mindanao adalah tempat tinggal Muslim. Di Mindanao, Islam dibawa oleh Sharif Kabungsuwan yang berasal dari Johor yang merupakan keturunan Nabi saw. dan ibu seorang Melayu. Dia menikahi Putri Tunina.

Pulau Mindanao di tinggali oleh suku Maguindanao, yang sebagian besar tinggal di bagian selatan yang disebut Cotabato. Bangsa Eropa pertama kali tiba pada tahun 1521 dipimpin oleh Magellan yang kemudian dibunuh oleh kepala suku setempat dalam peperangan. Kolonisasi Spanyol bermula pada saat Tentara Spanyol yang dipimpin Miguel Lopez Legaspi, yang tiba di kepulauan Filipina pada tahun 1565, menghentikan perkembangan dakwah Islam pada tahun 1570 di Manila, yang menyebabkan terjadinya pertempuran selama berabad-abad masa pendudukan Spanyol di salah satu kepulauan Filipina dan mereka segera mengetahui bahwa sebagian penduduk setempat beragama Islam. Mereka mengidentifikasi orang-orang itu dengan musuh historis mereka yaitu umat Islam Andalus yang disebut Moor, yang kemudian menjadi sebutan untuk umat Islam di kawasan Filipina selatan. Hal ini membuat bangsa Spanyol memusuhi umat Islam setempat dan selama tiga ratus tahun penjajahan Spanyol perang terus terjadi. Disamping suku Maguindanao, suku lain yang bertempat tinggal di pulau Mindanao adalah suku Maranao yang merupakan kelompok Muslim terbesar kedua di Filipina. Dari sekian kelompok Muslim Filipina Maranao adalah yang terakhir memeluk Islam. Sufisme memengaruhi corak Islam di Maranao, terutama dalam hal kosakata dan musik ritual. Nama Bangsamoro merujuk pada empat suku yang mendiami Filipina selatan, yaitu Tausug, Maranao, Maguindanao, dan Banguingui.
Sebagai penutup bagian ini akan dihadirkan kesimpulan C. A. Majul dalam bukunya Muslims in the Philippines. Majul membagi Islamisasi awal di Sulu ke dalam beberapa tahap. Tahap pertama terjadi pada seperempat terakhir abad ketiga belas atau lebih awal ketika para pedagang asing mendiami kawasan ini. Beberapa pedagang ini menikahi keluarga setempat yang berpengaruh. Pada tahap ini elemen-elemen Islam awal diintegrasikan ke dalam masyarakat setempat dan secara bertahap terjadi pembentukan keluarga Muslim. Tahap kedua, yang diperkirakan terjadi pada paruh kedua abad keempat belas, adalah kelanjutan dari pendirian kumpulan keluarga Muslim yang secara bertahap melakukan dakwah terhadap masyarakat setempat. Peristiwa ini bersamaan dengan proses dakwah Islam di Jawa. Pada tahap ini para pendakwah dikenal dengan sebutan makhdumin. Tahap ketiga adalah kedatangan Muslim Melayu dari Sumatra pada permulaan abad kelima belas. Hal ini ditandai dengan kedatangan Rajah Baguinda dengan beberapa penasehatnya yang ahli agama, yang membuat umat Islam saat itu memiliki penguasa Muslim yang menjamin berjalannya proses dakwah.
Tahap selanjutnya ialah pendirian kesultanan oleh Shariful Hashim menjelang tengah abad kelima belas. Pada saat ini, Islam telah menyebar dari daerah pantai ke daerah pegunungan di pedalaman pulan Sulu. Penerimaan kepala suku-kepala suku setempat di daerah pantai menandakan bahwa kesadaran tentang Islam telah menyebar luas. Menjelang permulaan abad keenam belas, hubungan politik dan perdagangan yang semakin meningkat dengan bagian kepulauan Nusantara lain yang telah diislamisasi menjadikan Sulu sebagai bagian dari darul Islam yang berpusat di Malaysia. Sekitar akhir abad keenam belas dan beberapa dekade awal abad ketujuh belas, persekutuan politik dengan kerajaan-kerajaan Islam yang bertetangga untuk menghadapi bahaya penjajahan dan Kristenisasi Barat dan para pendakwah yang terus berdatangan menjamin keberlangsungan Islam di Sulu hingga sekarang.
Muslim Filipina Sebagai Minoritas
Sejak awal hingga pertengahan abad dua puluh, hubungan antara Muslim Filipina dan dunia Islam secara umum dilakukan melalui umat Islam Asia Tenggara yang lain. Hal ini disebabkan kedekatan kultural dan, terutama, relijius Bangsamoro dan bangsa Melayu yang lain. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa, sebelum penggunaan bahasa Arab menjadi populer, buku-buku agama di Mindanao dan Sulu kebanyakan berbahasa Melayu yang ditulis dalam aksara jawi, hanya sedikit orang yang mampu membaca huruf Arab.
Setelah Filipina merdeka pada 1946 dan pulau Mindanao dan Sulu dijadikan bagian dari Republik Filipina, hubungan antara Muslim Filipina dan negara Timur Tengah semakin kuat. Hubungan ini ditandai dengan pengiriman para pelajar Mindanao ke universitas al-Azhar dan semakin banyaknya beasiswa yang disediakan oleh negara-negara Arab.
Dengan ini hubungan Muslim Filipina yang pada mulanya berorientasi Asia Tenggara menjadi semakin terbuka terhadap akses langsung Islam di Timur Tengah. Tidak hanya itu, pengaruh gerakan reformis di Mesir dan Indo-Pakistan ikut memengaruhi umat Islam di Mindanao dan Sulu. Keterpengaruhan ini terlihat, misalnya, pada sosok Salamat Hashim, pendiri dan kepala MILF (Moro Islamic Liberation Front) yang diinspirasi oleh pemikiran Sayid Qutb dan Abul A’la al-Maududi. Hubungan yang erat dengan komunitas Muslim yang lebih luas mendatangkan keuntungan bagi umat Islam di Mindanao dan Sulu. Seperti yang terjadi di awal tahun tujuh puluhan, ketika media massa melaporkan pembantaian terhadap kaum Muslim, Libya langsung bereaksi dan berinisiatif membawa kasus ini ke hadapan OKI (Organisasi Konferensi Islam).

Pada mula umat Islam Filipina memilih jalan damai untuk merebut kedaulatan. Setelah terbukti bahwa perjuangan konstitusional untuk merebut kemerdekaan tidak dapat dilakukan, mereka membentuk MNLF (Moro National Liberation Front) untuk mengorganisasi perjuangan bersenjata. Tujuan berdirinya MNLF pada mulanya ialah untuk membentuk negara sendiri. Namun kemudian hal ini berubah ketika pemerintah Filipina memulai negosiasi dengan MNLF pada 1975 dan setahun kemudian tercapai kata sepakat tentang kerangka penyelesaian masalah di Filipina. Persetujuan ini dikenal dengan Kesepakatan Tripoli yang ditandatangani pada 23 Desember 1976 antara MNLF dan pemerintahan Filipina. Kesepakatan ini mengikat MNLF untuk menerima otonomi sebagai status bagi wilayah Filipina selatan. Penerimaan MNLF terhadap Kesepakatan Tripoli memicu perpecahan di kalangan internal MNLF, yang berakibat pada munculnya faksi baru yang bernama MILF. Kesepakatan Tripoli berisi pembentukan pemerintahan otonomi di Filipina selatan yang mencakup tiga belas propinsi, yaitu Basilan, Sulu, Tawi-Tawi, Zamboanga del Sur, Zamboanga del Norte, Cotabato utara, Manguindanao, Sultan Kudarat, Lanao Norte, Lanao Sur, Davao Sur, Cotabato selatan, dan Palawan. Otonomi penuh diberikan pada bidang pendidikan dan pengadilan, sementara bidang pertahanan dan politik luar negeri tetap menjadi wewenang pemerintahan pusat di Manila.
Kesepakatan damai yang ditanda tangani di Tripoli ternyata dikhianati oleh Ferdinand Marcos, dengan mengadakan referendum di tiga belas propinsi yang tercantum dalam Kesepakatan Tripoli untuk mengetahui penduduk ketiga belas propinsi yang akan diberi otonomi khusus. Referendum yang dilakukan Marcos ini sebenarnya adalah cara yang dia gunakan untuk membatalkan Kesepakatan Tripoli secara halus. Dengan program perpindahan penduduk yang digalakkan pemerintah pusat untuk mendorong rakyat bagian utara yang mayoritas Katolik, kawasan selatan yang semula lebih banyak penduduk Muslim menjadi didominasi warga Katolik/Kristen. Kondisi ini memastikan hasil yang diharapkan Marcos, yaitu menolak otonomi.
Disamping perjuangan bersenjata melalui organisasi seperti MNLF, masyarakat sipil juga melakukan pendekatan damai dan demokratis dibawah pengawasan PBB, melalui Bangsamoro People’s Consultative Assembly yang melakukan pertemuan pada tahun 1996 dan 2001. Pertemuan pertama, yang menurut laporan dihadiri lebih dari satu juta orang, menghasilkan pernyataan untuk mendirikan kembali negara dan pemerintahan Bangsamoro. Hal ini semakin nyata dalam pernyataan bersama yang dideklarasikan oleh ratusan ribu Bangsamoro yang ikut serta dalam Rapat Umum untuk Perdamaian dan Keadilan in Cotabato City dan Davao City pada 23 Oktober 1999, di Marawi City pada 24 Oktober 1999, dan di Basilan pada 7 Desember 1999. Dalam serangkaian rapat umum mereka mengeluarkan pernyataan sikap terhadap pemerintah Filipina:
”…kami percaya bahwa satu-satunya solusi berguna dan abadi bagi hubungan yang tidak sehat dengan pemerintah Filipina adalah pengembalian kebebasan kami yang secara ilegal dan imoral telah dicuri dari kami, dan kami diberi kesempatan untuk mendirikan pemerintahan sesuai dengan nilai-nilai sosial, relijius dan budaya kami”.
Sikap ini dipertegas dalam pertemuan kedua, yang dilaksanakan pada tahun 2001 dan dihadiri sekitar dua setengah juta orang, yang menyatakan ”Satu-satunya solusi yang adil, bermakna dan permanen untuk persoalan Mindanao adalah kemerdekaan rakyat dan wilayah Bangsamoro sepenuhnya”.
Dan hingga sekarang masyarkat moro masih berjuang untuk merdekan atau otonami dengan wilayah yang diperluas.
Selengkapnya...

Minggu, 14 Juni 2009

Pattani Raya


Pattani Raya adalah sebutan untuk wilayah muslim melayu yang berada di tanah genting Kra, masuk dalam wilayah kekuasaan thailand dan berbatasan dengan negara malaysia. Pada masa dahulu Pattani adalah kerajaan muslim yang merdeka. Pada masa sekarang pattani dipecah-pecah oleh thailand menjadi 3 propinsi yaitu pattani, yala dan narathiwat. Jumlah penduduk saat ini berkisar 1.6 juta orang (Jumlah penduduk provinsi Narathiwat hingga tahun 2000 adalah 662.350,. pattani 595.985 dan yala 415,537 ) dengan mayoritas beragama islam dan bersuku malayu.

Islam mulai berkembang di sini pada abad 11 M. Pada abad 15 kerajaan Pattani berkembang menjadi kerajaan besar dan maju dengan hampir seluruh pattani memeluk agama islam. Dalam sejarahnya kemudian kerajaan pattani berulang kali diserang dan dikuasai oleh kerajaan siam ( thailand ). Hingga kemudian pada masa kolonial di tahun 1826 inggris mengakui kekuasaan siam atas melayu meskipun pada kenyataanya siam tidak benar benar efektif menguasai patani, terakhir siam (thailand) menganeksasi pada tahun 1902 hal ini dilakukan pada masa Raja Chulalongkom.
Di bawah kekuasaan siam yang beragama budha maka muslim pattani mengalami penindasan dan tekanan yang terus menerus. Kaum muslim tidak lagi bebas menjalankan keyakinannya bahkan di paksa untuk meninggalkan identitas melayu islamnya. Bahasa Siam menjadi bahasa kebangsaan di kawasan Selatan, di sekolah-sekolah merupakan bahasa resmi, tulisan Arab Melayu digantikan tulisan Siam yang berasal dari Palawa.Pada 1923 M, beberapa Madrasah Islam yang dianggap ekstrim ditutup, dalam sekolah-sekolah Islam harus diajarkan pendidikan kebangsaan dan pendidikan etika bangsa yang diambil dari inti sari ajaran Budha.
Pada saat-saat tertentu anak-anak sekolah pun harus menyanyikan lagu-lagu bernafaskan Budha dan kepada guru harus menyembah dengan sembah Budha. Kementrian pendidikan memutar balik sejarah : dikatakannya bahwa orang Islam itulah yang jahat ingin menentang pemerintahan shah di Siam dan menjatuhkan raja.Orang-orang Islam tidak diperbolehkan mempunyai partai politik yang berasas Islam bahkan segala organisasi pun harus berasaskan: Kebangsaan. Pemerintah pun membentuk semacam pangkat mufti yang dinamakan Culamantri, biasanya yang diangkat itu seorang alim yang dapat menjilat dan dapat memutar balik ayat sehingga ia memfatwakan haram melawan kekuasaan Budha.
Pada saat-saat tertentu dipamerkan pula segala persenjataan berat, alat-alat militer. Lalu mereka mengundang ulama Islam untuk melihat-lihat, dengan harapan akan tumbuh rasa takut untuk berontak. Akan tetapi orang-orang yang teguh dalam keislamannya itu tetap berjuang, menegakkan sebuah negeri yang berdaulat berasas Islam Republik Islam Patani.Hingga saat sekarang muslim pattani masih berjuang untuk bisa merdeka dari thailand.
Selengkapnya...

Senin, 01 Juni 2009

Kesultanan Brunai Darussalam


Brunei Darussalam adalah sebuah kesultanan Islam yang sangat makmur dengan luas hanya 5.765 km2 di bagian utara Pulau Borneo/kalimantan dan berbatasan dengan Malaysia. Brunei terdiri dari dua bagian yang dipisahkan di daratan oleh Malaysia. Pada masa dahulu kuasa brunai meliputi juga serawak dan sabah serta sebagian filipina. Kemudian secara berangsur wilayahnya mengecil menjadi seperti sekarang.

Jumlah penduduk Brunei 383.000 orang dan 2/3 nya adalah suku melayu yang muslim. Dari bilangan ini, lebih kurang 46.000 orang tinggal di ibukota Bandar Sri Begawan. Saat ini brunei adalah negara yang sangat makmur berkat kekayaan tambang minyak yang terdapat di negaranya.

Islam mulai berkembang dengan pesat di Kesultanan Brunei sejak Syarif Ali diangkat menjadi Sultan Brunei ke-3 pada tahun 1425 M. Sultan Syarif Ali konon adalah seorang Ahlul Bait dari keturunan / pancir dari Cucu Rasulullah Shalallahualaihi Wassallam yaitu Amirul Mukminin Hasan / Syaidina Hasan sebagaimana yang tercantum dalam Batu Tarsilah / prasasti dari abad ke-18 M yang terdapat di Bandar Sri Begawan. Hingga sekarang Islam adalah Agama resmi negara sekaligus menjadi agama mayoritas
Selengkapnya...

Rabu, 27 Mei 2009

MALAYSIA


Merupakan Negara kerajaan yang berbentuk perserikatan dengan kekuasaan di tangan Perdana Menteri. Malaysia adalah negara terbanyak penduduk ke 42 dan negara dengan daratan terluas ke 66 di dunia, dengan jumlah penduduk kira-kira 27 juta dan luas wilayah melebihi 320.000 km2.
Malaysia terbagi menjadi dua yaitu malaysia timur (terletak di pulau kalimantan ) dan malaysia barat (di semenanjung malaya ).

Malaysia diberkati dengan sumber daya alam cukup melimpah. Di sektor pertanian, Malaysia adalah salah satu pengekspor terbesar karet alam dan minyak sawit. Minyak sawit juga merupakan pembangkit utama perdagangan internasional Malaysia. Disamping itu terdapat juga tambang minyak dan gas yang cukup berlimpah. Dengan demikian rakyat malaysia menikmati taraf kemakmuran yang cukup tinggi bila dibanding dengan indonesia.

Penduduk Malaysia terdiri dari berbagai kelompok suku, dengan suku melayu sejumlah 50,4% menjadi ras terbesar dan dayak/suku asli di sabah dan serawak sejumlah 11%. 23,7% penduduk adalah keturunan cina, sedangkan keturunan India sebanyak 7,1% penduduk. Sebagian besar komunitas India adalah suku tamil(85%).

Pada saat sekarang Malaysia adalah masyarakat multi-agama dan Islam adalah agama resminya dengan menganut mazhab Syafi’i. Menurut gambaran Sensus Penduduk dan Perumahan 2000, hampir 60,4 persen penduduk memeluk agama Islam; 19,2 persen Budha; 9,1 persen Kristen; 6,3 persen Hindu; dan 2,6 persen Konghucu; sedangkan 1,1% tidak beragama informasi. Semua orang melayu hampir semuanya Muslim (100%) Sensus 2000 yang menunjukkan bahwa keturunan cina sebagian besar memeluk agama Buddha (75,9%), dengan sejumlah signifikan mengikuti ajaran konghucu (10,6%) dan Kristen (9,6%). Sebagian besar orang india mengikuti Hindu (84,5%), dengan sejumlah kecil mengikuti Kristen (7,7%) dan Muslim (3,8%). Kristen adalah agama dominan bagi komunitas non-Melayu (suku dayak di kalimantan ) 50,1% dengan tambahan 36,3% diketahui sebagai Muslim dan 7,3% digolongkan secara resmi sebagai pengikut agama tradisional ( paganisme ).

Mayoritas muslim disini telah menjalankan syariat dengan lebih baik mereka telah sholat dengan teratur masjid masjid juga tersebar diseluruh negeri.
Selengkapnya...

Senin, 25 Mei 2009

INDONESIA



Ini adalah negara kita tercinta, bersama malaysia serta sebagian filipina dahulu disebut kepulauan Nusantara. Terdiri dari 17.508 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006 dan 85,2% adalah memeluk agama islam, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi Indonesia hidup.


Indonesia adalah negara yang ambigu, sering mengaku negeri yang kaya padahal rakyatnya miskin, mayoritas muslim tapi identitas muslim tidak nampak sebagai identitas nasional. misalnya saja slogan slogan dikalangan tentara menggunakan bahasa sansekerta misal di angkatan laut yaitu "jalesveva jaya mahe" kayaknya tedengar seperti negeri india. entah kenapa kok tidak pakai bahasa indonesia saja yang mudah dipahami oleh masyarakat. Demikian juga ruang ruang digedung MPR dan juga Istana, penuh dengan nama nama yang terdengar asing terutama penduduk luar jawa. Begitupun dengan rakyatnya meski mayoritas mengaku muslim hanya beberapa persen saja yang sholat serta menjalankan syariat islam secara benar dan sesuai ajaran nabi.

Islam masuk ke indonesia pada abad ke 7 adapula yang mengatakan abad 13. Islam diterima di luar jawa dengan baik dan mengislamkan penduduknya. tetapi yang terjadi di pulau jawa adalah sebaliknya, islam_lah yang di "jawakan". maka banyak sekali ajaran ajaran islam yang bercampur dengan tradisi setempat, dijawa islamnya adalah "islam tradisional" yaitu islam yang telah bercampur dengan tradisi setempat yang cenderung merupakan peninggalan jaman hindu, begitupun dengan nama, nama orang jawa tidak mencerminkan agama yang dianutnya, susah di tebak agamanya hanya dari namanya saja. misal suharto, paijo, sudarno, sukarman, sularso, bambang, parjo.... dsb. Berbeda dengan orang luar jawa, di luar jawa kita bisa langsung tahu agamanya hanya dari namanya saja.


Tetapi alhamdulillah, di indonesia termasuk jawa pada masa belakangan telah timbul kesadaran untuk memeluk islam dengan lebih baik. serta menjalankan syariat islam dan menampakan identitas muslim baik nama ataupuncara berpakaian. jilbab telah umum dikenakan di sekolah, perkantoran dan fasilitas umum lainnya. dakwah islam bangkit sampai ke pelosok pelosok. mungkinkah kejayaan islam akan terbit di indonesia kita ini? wallohu a'lam bishowab.









Selengkapnya...

Jumat, 22 Mei 2009

lagi bingung, motorku endi seh...

Selengkapnya...

senyum mas.....

Selengkapnya...

Selasa, 19 Mei 2009

Pertama

Assalamu'alaikum Selengkapnya...